Posted on Senin, 21 Januari 2013 · 8 Comments
Kalo
Pulau Bali punya Kuta. Nah, Lampung perlu berbangga punya Pulau Pisang. Pulau
yang berada di ujung pesisir Lampung ini memiliki pesona pariwisata yang begitu
eksotis dan menarik.
Pulau Pisang-Krui Lampung. Eksotis beach :) |
Pengen berselancar? main
di pinggiran pantai yang airnya jernih dan bersih? atau bermain bersama
lumba-lumba yang lucu, pintar dan menggemaskan. Ya, pulau pisang Lampung Barat
bisa menjadi referensi untuk mengisi liburan kita
loh Guys :D
Pagi itu, Senin (14/5) Gue dan teman
menggila gw kali ini adalah Indarti. Wanita pendiam yang hoby nya SMSan dengan
pacarnya yang jauh berada di Jakarta dan suka skeptis dengan ketawa-ketawa gaka
jelas sendiri. Tapi yah, lumayan. Di banding gw mesti harus menghadapi
destinasi pulau Pisang alone. Pastinya lebih lumanyun. Haha
Perjalanan panjang akan dimulai dari
kota Bandarlampung. Dengan menumpang Bus Krui Putra tujuan Krui, Lo bisa sampai
dengan jarak tempuh sekitar tujuh jam melewati jalur selatan seharga tigapuluh
lima ribu rupiah. Atau kalo pengen cepet, bisa naik travel yang memang banyak
ada di terminal induk rajabasa. Tentu saja dengan harga tiket yang lebih mahal
dua kali lipat dari harga tiket bus.
Pemandangan indah akan mulai kita jumpai ketika tiga jam perjalanan dan masuk dikawasan Kota Agung. Daerah dengan tekstur alam yang indah karena terletak di pegunungan dan pemandangan laut lepas yang ada didepannya ini, benar-benar akan membuat kita berdecak kagum. Suasana dingin karena berada diwilayah pegunungan akan mulai terasa dikulit.
Setelah lima jam perjalanan memasuki wilayah Bengkunat, pemandangan indah benar-benar akan membuat kita berdecak kagum. Gimana gak, jalan yang berliku-liku karena berada dipegunungan akan terasa makin indah ketika bus yang ditumpangi melewati puncak dan mata memandang kebelakang. That’s great beautuful viewer Guys, pemandangan indah bak permadani berwarna hijau akan membuat decak kagum yang tiada henti.
Memasuki kota Krui, kita akan menjumpai wilayah pesisir selatan dengan pemandangan pantai laut lepas disepanjang jalan. Deburan ombak setinggi tiga meter akan membuat bulu kuduk merinding. Sebab, medan yang akan dilewati untuk menyebrang menuju Pulau Pisang akan lebih sulit daripada itu.
Setelah tujuh jam perjalanan, sampailah dikota Krui. Jika hari sudah petang maka ada baikmya melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Kerena jukung yang digunakan untuk menyebrang sebagai satu-satunya transportasi yang bisa digunakan masyarakat pulau pisang hanya ada sampai dengan pukul dua siang.
Hotel Dwi Putri. Lumayaan ^O^ |
Perjalanan menuju Pulau Pisang, bisa melewati dua jalur. Pertama jalur Pekon Tembakak atau sekitar duapuluh menit dari kota Krui dengan menumpang ojek seharga duapuluh limaribu rupiah seorang. Melewati jalur ini memang jauh dari kota Krui, namun relatif lebih cepat untuk sampai di pulau pisang. Karena hanya diperlukan waktu 15 menit untuk menyebrang dari Pekon Tembakak sampai di Pulau Pisang.
Jika ingin mendapatkan sensasi lebih, bisa melewati pelabuhan Koala dengan waktu tempuh sekitar satu jam diperairan samudera. Namun, jika beruntung. Atraksi lumba-lumba akan ditemui ketika menyebrang.
Ada baiknya ketika kunjungan pertama,
gunakan jalur Tembakak. Karena, pada umumnya masyarakat pulau pisang
menggunakan jalur ini. Alternatif ini agar wisatawan dapat mudah mendapatkan
akses informasi penginapan atau hal-hal lain yang ingin digali dari pulau
pisang.
Esok paginya, pagi-pagi banget gw dan Iin udah mandi dan prepare buat lanjutin perjalanan ke pelabuhan tembakak. Perjalanan duapuluh menit menuju Tembakak akan dihibur oleh pemandangan mata yang eksotis. Kevirginan daerah ini akan terlihat ketika mata memandang pemandangan alam pegunungan dan sawah disisi kanan jalan serta deburan laut lepas disebelah kiri jalan. Lalu lalang wisatawan mancanegara dengan sepeda motor sambil menenteng papan selancar akan mulai kita jumpai didaerah ini.
ini gue, udah kece :) |
Nah, rasa gejolak ketakutan luar biasa bakalan mulai terasa waktu ngeliat ombak di sisi kiri jalan itu. Gimana gak gemetar secara ombak nya men, tinggi banget dan woww pelabuhan yang ada di bayangan gw jauh banget dari kata pelabuhan. Hahahaha. Lebih tepatnya apa yaa, entahlah.
indarto dan ke alay annya di tembakak :) |
Transportasi Perjalanan ekstrim akan kita mulai ketika sampai dipelabuhan Tembakak. Bagaimana tidak, deburan ombak sangat tinggi sehingga menyulitkan jukung untuk berlayar, guncangan ombak membuat kaki hingga selutut basah. Jika, cuaca buruk tak jarang jukung terbalik.
Tapi, jika sudah melewati masa-masa sulit menghalau ombak, ketika perjalanan menyebrang pemandangan indah akan terus kita rasakan. Puluhan jukung nelayan tak bermesin berjejer rapih dibibir pantai menambah keindahan panorama pulau dengan pohon kelapa yang banyak terdapat didaerah ini.
Eksotisme pantai Pulau pisang mulai terlihat dari kejauhan. Dari jauh pulau ini seperti sarat akan kehidupan. Siapa kira didalam pulau ini hidup ribuan manusia.
Menginjakkan kaki ketika sampai dipulau ini adalah pesona yang tidak terlupakan. Jika pantai pada umumnya dipadati terumbu karang, di pulau pisang terubu karang akan sulit dijumpai. Pantai dipulau ini memang sangat berbeda dengan pantai yang berada dipesisir Kota Krui yang berwarna gelap. Inilah yang membuat pantai ini berbeda dengan pantai lainnya. Suasana yang senyap juga menambah kehindahan pulau.
Masyarakat dipulau ini mayoritas bersuku
lampung, dengan bahasa sehari-hari bahasa lampung dialek A. Sekilas memang tak ada yang berbeda dipulau ini.
Selain pantainya yang memang sangat bersih dan berpasir putih, pantai ini sarat
dengan hasil laut yang melimpah ruah. Ikan blue
marlin yang besar dan sangat sulit ditangkap, akan dengan mudah kita temui
di pulau ini.
kece nya mau lompat, padahal gak berani-ini sunset loh :) |
Pulau Pisang atau sering disebut wisatawan mancanegara sebagai Banana Island merupakan pulau yang luasnya hanya sekitar 2310 Ha. Dihuni oleh sekitar 3000 orang dengan mata pencaharian sebagai nelayan, petani cengkeh, petani kopra dan penenun tapis serta sulam benang emas.
Selain pantainya yang indah hal yang menarik dari pulau ini adalah aktifitas nelayan mencari ikan dengan peralatan tradisional. Kebiasaan masyarakat mencari ikan dengan peralatan tradisional membuat air laut di daerah ini sangat jernih dan bersih. Padahal, jika umumnya daerah yang dijadikan tempat nelayan mencari ikan air laut akan tercemar dan berbau amis, namun tidak dengan pulau pisang. Pantainya seperti daerah tidak berpenghuni yang tidak tercemar.
Dibibir pantai kita akan melihat anak-anak kecil berlari riang sambil menanti orangtuanya pulang dari mencari ikan. Mereka berkejar-kejaran dengan ombak sambir berguling-guling dipasir. Jika kita masuk kedalam pekon, maka akan kita temui rumah-rumah kayu yang tinggi dan mulai rapuh. Ada yang dihuni, namun banyak pula yang dibiarkan kosong karena ditinggal masyarakatnya merantau.
Pulau Pisang ini memiliki enam Pekon (Kampung) diantaranya Labuhan, Lok, Sukadana, Pasar, Sukamarga, dan Bandardalam. Pulau Pisang memiliki sejarah yang unik yaitu Tata Budaya Marga Pulau Pisang atau biasa disebut Marga Way Sindi di Olokpandan. Marga ini merupakan asli keturunan nenek moyang masyarakat yang berada di Pulau Pisang. Sejarah Marga ini berasal dari keturunan Muhammad Fadel gelar Raja Kapitan sebagai Saibatin Marga Pulau Pisang yang pertama dan hingga sekarang menempati Lamban Balak.
Tradisi paling menarik adalah masyarakat keturunan ini memiliki tradisi menenun tapis, Tapis buatan asli Pulau Pisang memiliki corak khusus yang melambangkan ke khasan tentang Pulau Pisang. Aktifitas yang akan sulit kita jumpai didaerah lain. Di Pulau ini Sai Batin mengharuskan masyarakatnya menenun Tapis dan Benang Emas.
Pulau
Pisang pula memiliki potensi pariwisata karena deburan ombak dipantai ini
relatif lebih tinggi. Sekitar 5-7 meter di bulan-bulan biasa. Namun, jika
bulan-bulan tertentu ombak dipulau ini mencapai 12 meter. Hal inilah yang
membuat para wisatawan mancanegara melirik wilayah ini. Umumnya, mereka sengaja
datang dipagi hari dan menghabiskan waktu berselancar atau berenag dikedalaman
samudera hingga siang dan kembali kepenginapan didaerah Krui.
Hasil laut yang paling menggugah karena baru diambil
dari dasar laut
menjadi kenikmatan kuliner tersendiri diwilayah ini. Si wilayah ini memang
tidak ada restoran atau warung makan yang menjual santapan. Namun, wisatawan
bisa menumpang dirumah warga memasak ikan yang datang dari laut. Rasa kenyal
dan gurih dari ikan segar yang masih hidup sungguh nikmat dimasak dengan santan
kelapa atau sering disebut gulai taboh
oleh masyarakat pulau.
Selain
gulai taboh, pindang Kucingan juga
merupakan makanan khas dipulau ini. Kucingan merupakan binatang laut
bercangkang yang mirip kepiting. Warnanya merah merona, berbentuk seperti lebah
dengan bulu-bulu di kakinya dan memiliki capit yang kuat. Kucingan hanya dapat
kita jumpai di Samudera hindia dan dapat dengan mudah kita temui di pulau ini.
Selain pesona Pantai pulau pisang pula menyimpan tempat wisata religius. Adanya Way Bahanjung atau Sumur Putri yang tidak pernah kering padahal berada didataran tinggi sangat terkenal didaerah ini alkisah, dahulu kala Way Bahanjung merupakan tempat mandi bidadari, sebab dari daerah ini jika habis hujan pelangi akan tepat jatuh dikawasan ini. Way Bahanjung dipercaya berkhasiat mengobati berbagai penyakit kulit dan jika rutin mandi dialiran air ini akan memiliki wajah cantik ataupun tampan. Oleh karena itu, masyarakat pulau ini memiliki kulit yang putih dan bersih padahal mereka tinggal dipinggir pantai.
Selain
Way bahanjung, adapula Keramat liang. Keramat Liang ini merupakan kuburan nenek
moyang yang menyambung langsung kedasar laut. Lebih menarik lagi Keramat liang
ini berada ditengah hutan, namun disekitar pusarannya tidak ada sehelai pun
daun yang mengotori wilayah Keramat liang. Keramat Liang tetap bersih tanpa
perlu dibersihkan. Hingga saat ini keramat ini diyakini masyarakat pulau
sebagai nenek moyang yang melindungi mereka dari segala bencana. Keramat liang
ini ditunggu seeokor Kucing besar yang tidak bisa dilihat oleh sembarang orang.
Hanya keturunan Sai Batin saja yang dapat melihat keberadaannya.
Keramat
Liang dan Way bahanjung merupakan sedikit tempat yang bisa dikunjungi. Masih
ada Batu intan, Batu Guri atau wilayah Karang yang selalu mengakibatkan kapal
asing terdampar dikawasan ini atau Batu tiga yang mirip dengan kawasan tanah
lot dipulau dewata Bali yang tinggi menjulang dan keberadaannya tidak menempel
didasar laut. Selain itu ada pula Keramat Haji Sufi, keramat ini merupakan
keramat tua yang juga merupakan wilayah suci yang tidak sembarang orang bisa
mendatangi.
Untuk
mengelilingi pulau pisang, wisatawan harus memiliki hati yang bersih. Tidak
berpakaian mini dan tidak berprilaku buruk. Karena pada umumnya, pulau ini
masih asli dengan berbagai budaya lokal dan adat marga yang kental.
Masyarakat
dipulau inipun notabane memiliki sikap yang santun dan ramah. Mereka akan
selalu menegur wisatawan lokal yang datang kepulau. Apalagi, jika wisatawan
tersebut fasih berbahasa lampung. Mereka akan dengan iklas menawarkan suguhan
seadanya atau bahkan jika wisatawan terlihat lelah berkeliling pulau mereka
tidak segan meminjamkan motor. Tentu saja gratis.
Jika
lelah berkeliling pulau, maka eksotisme yang paling menarik adalah atraksi
lumba-lumba. Selat pulau pisang yang berada dikawasan Samudra hindia memang
menjadi tempat bersarang mamalia yang lucu dan menggemaskan ini. Untuk menuju
kawasan ini wisatawan mesti mencarter jukung seharga tigaratus ribu rupiah.
Untuk
melihat atraksi lumba-lumba wisatawan harus berangkat pagi-pagi. Sekitar pukul
tujuh-sepuluh pagi. Perjalanan sekitar 45 menit harus ditempuh menggunakan
jukung. Dengan modal besi, nelayan memukul-mukul buritan kapal. Dan tunggulah
beberapa saat maka, lompatan-lompatan indah dari ikan bermocong itu akan
menghiasi pemandangan mata.
Lumba-lumba
tersebut akan berlari-lari di buritan jukung. Melakukan atraksi melompat keatas
permukaan laut. Sungguh pemandangan yang membuat mata terpukau. Pulau pisang
memang cocok dijadikan tempat wisata yang bahari dan edukatif. Sebab, kekayaan
alam asli daerah Lampung akan kita jumpai didaerah ini.
Pulau
pisang memang belum begitu tenar namanya saat ini. Namun, wacana pemerintah
kabupaten Lampung Barat yang bermaksud membuka wilayah Pulau pisang menjadi
daerah kecamatan menjadi harapan tersendiri masyarakat pulau. Selain itu,
promosi pariwisata mengenai eksotisme pulau pisang mulai gencar di lakukan oleh
dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Lampung Barat. Harapannya, menambah
pendapatan masyarakat asli pulau pisang.
Tidak
ada salahnya untuk mengisi liburan ini, berkunjung ke Pulau Pisang. Selain
pengalaman yang seru, nilai-nilai luhur budaya Lampung dapat kita pelajari di
Pulau ini.
Transportasi menuju pulau
Bus
Krui Putra : Rp
36.000,- atau
Travel : Rp
70.000,-
Krui
– Tembakak (ojek) : RP 30.000,-
Jukung
menuju pulau : Rp 10.000,-
Penginapan
Krui :
Rp 80.000,- s/d Rp 300.000,- /malam
Penginapan
di Pulau Pisang (cottage) : Rp
300.000,-/,malam dengan fasilitas 2 kamar dan mampu menampung 10 orang.
Terima kasih telah mengunjungi pulau pisang, sebuah pulau yang sangat berarti bagi perjalanan hidup saya. Karena disanalah saya lahir dan tumbuh besar, setidaknya sampai tamat SD.
Nitrahafas@gmail.com
Pulau cantik. Kekayaan Provinsi Lampung yang terpendam. Jangan sampai dibeli pihak asing yaa :)
Bangga pernah mampir ke pulau Pisang :)
excited story mbak vorda, mau nanya nanya donk mbak seputar pulau pisang. bisa PM in CP nya mbak ke imel saya tri.prajoko21@gmail.com
thank you mbak virda :)
Bisa via Aboutme yaa kontak saya :) maaf baru balas.
saya jadi kangen pingin kesana lagi. apalagi makan dengan lauk pauk yang bernama kucing - kucing mantap. see you next year pisang island of lampung krui
hallo kak :), kalo dari tanjung karang mau ke pulau pisang akses transportasinya susah gak ya?
makasih ^_^