Bismillahirrohmannirrohim itu Susah !

Setelah TPA Nurussalam aktif hampir bulan ke enam. 

Risky, 8 tahun senyum-senyum kulum saat ku tanya berapa usianya. “Delapan tahun mbak!”, ujarnya.

Hampir setengah jam aku berkeukeh mengajarkan anak berambut pirang akibat sengat matahari itu  mengucap “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk,” dalam bahasa arab. Begitupun bissmillahirrohmanirrohim, Riski sulit sekali menghafalnya.

TPA kami kini ramai. Sekitar 27 murid aktif yang selalu hadir mengolah emosiku campur aduk sejak magrib hingga ba’da isya.Malam iti kami kedatangan tiga murid baru. Riski (8) Chiko dan Ahmad (12).
Ketiganya pun kutanyai mengenai riwayat belajar mengaji sebelumnya. ketiganya menjawab mengaji dirumah. 

Riski mendapat giliran pertama. Ia mengangu belajar mengaji di rumah namun baru Iqra' 1. itupun baru pada bagian Ba, Ta, Tsa. Kusuruh Ia membaca lafadz Bassmallah sebelum memulai mengaji. Namun, dengan semeringai Ia mengatakan "Gak bisa, Mbak. Ajarin", ujarnya.

"Ayo coba, masa gak bisa", ujarku sedikit memaksa.

"Bissmillahir...hirrr...bil himmmm, Allahuakbar", ujarnya polos.

Kuajarkan mengucap bassmalah, hampir lima menit. Namun Riski tetap saja tidak bisa melafadzkannya dengan baik. Teman-teman riski yang lain hanya bisa tertawa-tawa mengetahui temannya yang duduk dikelas dua SD tidak bisa melafadzkan Basmallah. 

Aku yang notabane bukan Guru berpengalaman mengajarkan anak seperti Riski sempat kebingungan. Akhirnya untuk meredam keributan TPA kuajak mereka semua melafadzkan Bassmallah yang baik. Riskipun mengikuti. 

Riski mengaji lancar, tidak ada satupun huruf yang salah. Riskipun mendapat nilai istimewa dan bisa pindah ke halaman berikutnya keesokan harinya, dan kuberikan PR untuk menghafal lafadz Bassmallah.

Keesokan harinya Riski belum juga mampu melafadzkan basmallah dengan benar.

dan sampai hari ini, hari ke 7 Riski mengaji di TPA Nurussalam.

Melihat Riski aku berfikir banyak hal. Tentang metode pengajaran dan yang paling banyak kupikirkan adalah hikmah yang bisa kupetik dari mengajarkan Riski Basmallah.

Aku jadi teringat seminar ESQ program Ary Ginanjar Agustian yang pernah kuikuti tahun 2009. Bagaimana pemateri selalu mengatakan "Bacalah dengan nama Tuhan-Mu, Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang".

Tadinya aku sempat kebingungan apa maksud ayat tersebut, melihat Riski akupun sadar. Bahwa kadangkala kita terlalu melihat jauh sedang apa yang ada disekitar kita tidak pernah kita pikirkan. Kita terlalu sibuk meratapi nasib dan takdir yang kita hadapi, mengeluh sana-sini dan membandingkan hidup kita dengan oranglain. Padahal orang-orang disekitar kita jauh lebih sengsara hidupnya namun tidak banyak mengeluh. Mereka dengan ikhlas menjalani kehidupan ini tanpa banyak menuntut kepada Allah. Itulah, mengapa kita diharuskan membaca bassmallah saat akan melakukan aktifitas apapun. Agar kita terjauh dari godaan syetan yang membuat kita lupa untuk membaca dengan nama Allah. Bukan membaca buku, namun membaca apupun yang kita miliki, mulai dari keadaan fisik yang sempurna sampai apaun yang ada disekitar kita. 

Keep Smile for your life guys :)  



Leave A Comment