Posted on Sabtu, 02 Februari 2013 · Leave a Comment
Untukmu, kalian yang mempertanyakan seperti apa cintaku..
Apa kabar
keluarga kecilku ? bagaimana pojok PKM itu ? rumah kita, masih tetap bau apek
kah ? atau makin kumuh ?
Berat kawan. Aku
tak pernah menganggap mahluk-mahluk di pojok PKM itu sebagai kawan. Haahh..
karena, aku menganggap kalian lebih dari sekedar kawan.
Maka, izinkan aku
memanggil kalian dengan sebutan keluarga. Yah, itu lebih tepat.
Keluargaku...
para penggila kreatifitas. Dulu, aku tak pernah menyangka bisa terjerat
ditempat terkutuk itu. Hah ! jangan marah dulu keluargaku. Terkutuk bagiku
tempat keramat yang menyihir separuh dari nafasku. Membuatku sakit-sakitan
sejak aku terpaksa meninggalkan tempat kumuh itu. Membuatku acapkali tiba-tiba
menangis tak melihat kondisi ruang dan waktu. Heyy, apa spesialnya dari tempat
busuk itu. Bau ambalnya yang penuh iler, belumlagi cucian piring yang menumpuk oleh
belatung didepan pintu masuk. Lalu apa spesialnya ??.
Bermula sore itu,
aku “iseng”, hanya iseng mengisi formulir yang ada diberingin. Tapi ternyata
formulir itu menjadi awal aku masuk ke jurang cinta. GOD, cinta. Benar. Hari
pertama audisi aku sudah jatuh cinta dengan ruang busuk nan berantakan itu. Aku
jatuh cinta makan nasi bohay yang ruang itu perkenalkan. Heii, hanya nasi tempe
dengan kuah santan yang agak asam. Semudah itu aku jatuh cinta !.
Waktu berlalu
sangat berat kawan. Pribadi ku yang ceplas-ceplos dan emosional makin membuat
masa “magang” sangaat berat. Aku sempat kesal, lelah, benci dengan segala aktifitas
penekanan yang berlaku diruang tekutuk itu. Uppss , lagi” ku sebut terkutuk.
Karena benar keluargaku, aku sangat
menikmati kondisi tertekan seperti itu. Aku tumbuh menjadi pribadi yang kuat
dan tahan banting. Berani dan heii aku sangat idealis. Aku tak peduli kondisi
dan keadaan. Apabila itu benar menurutku maka langkah kaki ini tak akan pernah
berhenti.
Masa magang yang
kulalui tak semudah kalian kawan. Ketika yang lain dengan mudah menerima SK
penerimaan di setengah loyalitas mereka. Aku yang tetap ikhlas dan tak pernah
mengeluh mesti berbesar hati atas penahanan SK oleh Pemimpin Redaksiku masa
itu. Mba Nur . Wanita Kurus nan garang yang demi Apapun aku mencintai wajahnya
yang jarang tersenyum. Aku selalu menunggu moment saat ia tertawa. Heii, tapi
jangan dikira mudah membuatnya tertawa keluargaku. Aku bahkan pernah membuatnya
Menangis. Waww !!! aku sungguh luar biasa.
Akhirnya sore
itu, Mba Nur menemuiku. Mba Nur memberikan SK Pengurusku. Rasanya Keluargaku.
Rasanya aku ingin memeluknya atas rasa bahagia luar biasa itu. Setelah 1,5
tahun mengalami masa magang yang luar biasa sulit keluargaku
Resuflle pengurus
aku diangkat menjadi loper koran. Hahaha. Bukan loper koran. Tapi lebih
tepatnya staf pemasaran. Jabatan yang membuatku luar biasa tangguh. Membagikan
10 ribu exampler koran untuk 25 ribu mahasiswa. Luar biasa bukan keluargaku.
Aku yang baru saja diangkat sebagai pengurus dan ditempatkan diposisi tersebut
tanpa kordinator. Tapi kalian tau keluargaku, belum sampai dzuhur semua tabloid
kita sudah habis terbagi. Aku sungguh luar biasa.
Baru saja dua
bulan menjabat sebagai staf Pemasaran. Aku dipindahkan menjadi staf kesekertariatan.
Waw. Jabatan itu sejajar dengan pengurus midle. Kepala kesekertariatan ku saat
itu Nely merina. Sungguh aku tak mengenal wanita jilbab lebar berkacamata itu.
Tampangnya judes dan pendiam. Kuajak bicara dengan mulutku yang selalu tak
berhenti berbicara ini dia hanya diam, menjawab seperlunya. Benar-benar
musibah!
Tapi, lama
kelamaan aku langsung akrab dengan mba Nely. Tampang kami yang sama-sama galak
membuat mudah pekerjaan kami mengurus sekret. Kami berdua tak segan-segan
membuang baju-baju kalian yang bergantungan dan menimbulkan nyamuk dimana-mana.
Atau melempar kaos kaki busuk kalian. Kalian keluargaku, akan selalu lari-lari
berpindah tempat tidur. Dari ruang tamu dengan kursi yang bolong sana-sini,
mushola bahkan bawah meja karena kami pagi-pagi sekali sudah sibuk membersihkan
bekas tidur kalian. Aku diajari cara membuat nomor surat. Heii dear, jangan
pernah bersedih. Ilmuku di sekret hanya sebatas membuat nomor surat.
Pasalnya, setelah
itu aku ditarik Redaksi untuk menempatkan posisi cantik. Redaktur berita.
Hahaha. Mendengar kabar itu, aku menangis. Bukan bahagia kawan. Tapi takut. Aku
yang bodoh sekali menulis, karena aku sadar setiap kali menulis tulisanku
selalu di Cut total oleh pemimpin redaksi justru diminta mengkoreksi tulisan
orang lain. Matilah aku ! bunuh diri namanya.
Tapi Supendi.
Atau akrab di panggil Pepy malah menguatkan aku. Menjejali aku dengan materi
yang Masya Allah banyaknya. Aku disuruh membaca. Membandingkan beberapa
tulisan, dikenalkan gaya bahasa, diajarkan tegas dan galak dengan magang serta
diatur cantik sebagai jaringan penekan. Marah-marah, heiii itu hobyku ! dan aku
menikmatinya keluargaku. Hehehe
Menjadi Redaktur
berita bukan hal mudah keluargaku. Aku yang notabene tak bisa memaksa tiba-tiba
diwajibkan harus memaksa. Matilaah. Jika dihitung banyak sekali magang,
reporter, bahkan pengurus lain yang memiliki PJ tulisan dan selalu aku uber
sampai terbirit-birit ditagih berita pasti sangan membenci diriku. Hahaha.
Ingin ku kecup dan kupeluk kalian keluargaku, saat aku tau kalian merengut,
menyumpahi aku bahkan menangis karena sebal. Keluargaku, aku terpaksa lakuakan
ini demi kita...
Lebih parah lagi
saat kepengurusan Supendi berakhir. Estafet Pemimpin Redaksi di Pegang oleh
Nely Merina. Hahaha. Aku sempat bahagia. Aku sudah dekat dengan mba Nely, maka
pikirku dimarahi dia habis-habisan juga aku akan nyengir kuda. Hahaha
Mba Nely
benar-benar luar biasa. Dia yang sama-sama belajar sepertiku juga tak henti meng
Cut hasil editanku yang menurutnya kacau balau. Kalau ku bilang dia ratunya Cut
! bahkan ada tulisan reporter 11 lembar di Cut hingga tak sampai dua lembar.
Sungguh sadiiss.
Perjalanan itu
begitu panjang keluargaku. letih dan menyebalkan. Tapi sungguh aku
menikmatinya. Ketika angkatan ku sibuk kabur dan berkali-kali bilang ingin mengundurkan
diri, aku malah sibuk belajar bertahan. Aku ingin bertahan sampai puncak. Dear,
maka bernar-benar ku planning semua apa yang akan aku hadapi dimasa depan.
Aku pernah
mencoba sekali kabur dari tempat itu. Minggu satu dan dua aku menikmati masa
kabur ku. Menjadi mahasiswa kuliah-pulang, kuliah-pulang. Tapi menginjak hari
ke tigapuluh saya penat dengan dengan aktifitas rutin saya sebagai mahasiswa
Kupu-kupu. Tapi, mengapa aku tak pernah dicari? Beda sekali dengan kalian yang
selalu kabur seminggu dan selalu gupek
didatengi. Sungguh keluargaku, aku menginginkan sama seperti kalian.
Tapi yah,
akhirnya aku menyerah. Aku datang kembali, tapa di minta. Aku kembali ke kalian
keluargaku.
Masa-masa bersama
kalian itu sungguh menyenangkan keluargaku. Meskipun aku acapkali kabur dari
tanggung jawabku atas semua kegiatan. Lambat mengedit dan jarang tidur bersama
kalian di ruang kumuh itu, tapi aku mencintai kalian. Tak pernah aku
menjelek-jelekkan tentang kalian didepan teman-temanku ataupun keluargaku. Aku
selalu bercerita yang manis. Karena memang aku sangat menikmati rutinitas
bersama kalian.
Keluargaku...
Sungguh jika
mampu kuteriakkan maka akan ku teriakkan
Betapa aku mencintai
kalian dan rindu ruang kumuh itu
Berceloteh nyaring
dengan suara cempreng
Aku rindu
keluargaku..
Saat ini sketsa kisah itu telah kututup rapat, maafkan aku jika karir ku tidak berakhir khusnul khotimah.
Sketsa kisah manis selama tigatahun itu akan ku simpan. dan jika
nasibku baik, nama yang buruk itu akan kalian saksikan sendiri menjadi
harum wanginya. Jika, kalian sudah sadari bahwa kadang kesalah fahaman
akan memisahkan kebersamaan. dan ketika Tuhan memberikan kesempatan baik
lagi untuk ku mengembalikan sequel sketsa tentang kita, tentang
kebersamaan itu. maka akan ku kenang..
Jika
suatu saat Kalian membaca tulisan ini dan sadar bahwa kau telah mencium
wangi nama itu, maka jangan khawatir keluargaku. tanganku terbuka lebar
untuk kembali menuliskan sequel sketsa yang baru..
Categories:
curhat