Sequel sketsa

Untukmu, kalian yang mempertanyakan seperti apa cintaku..


Apa kabar keluarga kecilku ? bagaimana pojok PKM itu ? rumah kita, masih tetap bau apek kah ? atau makin kumuh ?

Berat kawan. Aku tak pernah menganggap mahluk-mahluk di pojok PKM itu sebagai kawan. Haahh.. karena, aku menganggap kalian lebih dari sekedar kawan.
Maka, izinkan aku memanggil kalian dengan sebutan keluarga. Yah, itu lebih tepat.

Keluargaku... para penggila kreatifitas. Dulu, aku tak pernah menyangka bisa terjerat ditempat terkutuk itu. Hah ! jangan marah dulu keluargaku. Terkutuk bagiku tempat keramat yang menyihir separuh dari nafasku. Membuatku sakit-sakitan sejak aku terpaksa meninggalkan tempat kumuh itu. Membuatku acapkali tiba-tiba menangis tak melihat kondisi ruang dan waktu. Heyy, apa spesialnya dari tempat busuk itu. Bau ambalnya yang penuh iler, belumlagi cucian piring yang menumpuk oleh belatung didepan pintu masuk. Lalu apa spesialnya ??.

Bermula sore itu, aku “iseng”, hanya iseng mengisi formulir yang ada diberingin. Tapi ternyata formulir itu menjadi awal aku masuk ke jurang cinta. GOD, cinta. Benar. Hari pertama audisi aku sudah jatuh cinta dengan ruang busuk nan berantakan itu. Aku jatuh cinta makan nasi bohay yang ruang itu perkenalkan. Heii, hanya nasi tempe dengan kuah santan yang agak asam. Semudah itu aku jatuh cinta !.

Waktu berlalu sangat berat kawan. Pribadi ku yang ceplas-ceplos dan emosional makin membuat masa “magang” sangaat berat. Aku sempat kesal, lelah, benci dengan segala aktifitas penekanan yang berlaku diruang tekutuk itu. Uppss , lagi” ku sebut terkutuk. Karena benar keluargaku,  aku sangat menikmati kondisi tertekan seperti itu. Aku tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tahan banting. Berani dan heii aku sangat idealis. Aku tak peduli kondisi dan keadaan. Apabila itu benar menurutku maka langkah kaki ini tak akan pernah berhenti.

Masa magang yang kulalui tak semudah kalian kawan. Ketika yang lain dengan mudah menerima SK penerimaan di setengah loyalitas mereka. Aku yang tetap ikhlas dan tak pernah mengeluh mesti berbesar hati atas penahanan SK oleh Pemimpin Redaksiku masa itu. Mba Nur . Wanita Kurus nan garang yang demi Apapun aku mencintai wajahnya yang jarang tersenyum. Aku selalu menunggu moment saat ia tertawa. Heii, tapi jangan dikira mudah membuatnya tertawa keluargaku. Aku bahkan pernah membuatnya Menangis. Waww !!! aku sungguh luar biasa.

Akhirnya sore itu, Mba Nur menemuiku. Mba Nur memberikan SK Pengurusku. Rasanya Keluargaku. Rasanya aku ingin memeluknya atas rasa bahagia luar biasa itu. Setelah 1,5 tahun mengalami masa magang yang luar biasa sulit keluargaku

Resuflle pengurus aku diangkat menjadi loper koran. Hahaha. Bukan loper koran. Tapi lebih tepatnya staf pemasaran. Jabatan yang membuatku luar biasa tangguh. Membagikan 10 ribu exampler koran untuk 25 ribu mahasiswa. Luar biasa bukan keluargaku. Aku yang baru saja diangkat sebagai pengurus dan ditempatkan diposisi tersebut tanpa kordinator. Tapi kalian tau keluargaku, belum sampai dzuhur semua tabloid kita sudah habis terbagi. Aku sungguh luar biasa.

Baru saja dua bulan menjabat sebagai staf Pemasaran. Aku dipindahkan menjadi staf kesekertariatan. Waw. Jabatan itu sejajar dengan pengurus midle. Kepala kesekertariatan ku saat itu Nely merina. Sungguh aku tak mengenal wanita jilbab lebar berkacamata itu. Tampangnya judes dan pendiam. Kuajak bicara dengan mulutku yang selalu tak berhenti berbicara ini dia hanya diam, menjawab seperlunya. Benar-benar musibah!

Tapi, lama kelamaan aku langsung akrab dengan mba Nely. Tampang kami yang sama-sama galak membuat mudah pekerjaan kami mengurus sekret. Kami berdua tak segan-segan membuang baju-baju kalian yang bergantungan dan menimbulkan nyamuk dimana-mana. Atau melempar kaos kaki busuk kalian. Kalian keluargaku, akan selalu lari-lari berpindah tempat tidur. Dari ruang tamu dengan kursi yang bolong sana-sini, mushola bahkan bawah meja karena kami pagi-pagi sekali sudah sibuk membersihkan bekas tidur kalian. Aku diajari cara membuat nomor surat. Heii dear, jangan pernah bersedih. Ilmuku di sekret hanya sebatas membuat nomor surat.

Pasalnya, setelah itu aku ditarik Redaksi untuk menempatkan posisi cantik. Redaktur berita. Hahaha. Mendengar kabar itu, aku menangis. Bukan bahagia kawan. Tapi takut. Aku yang bodoh sekali menulis, karena aku sadar setiap kali menulis tulisanku selalu di Cut total oleh pemimpin redaksi justru diminta mengkoreksi tulisan orang lain. Matilah aku ! bunuh diri namanya.

Tapi Supendi. Atau akrab di panggil Pepy malah menguatkan aku. Menjejali aku dengan materi yang Masya Allah banyaknya. Aku disuruh membaca. Membandingkan beberapa tulisan, dikenalkan gaya bahasa, diajarkan tegas dan galak dengan magang serta diatur cantik sebagai jaringan penekan. Marah-marah, heiii itu hobyku ! dan aku menikmatinya keluargaku. Hehehe

Menjadi Redaktur berita bukan hal mudah keluargaku. Aku yang notabene tak bisa memaksa tiba-tiba diwajibkan harus memaksa. Matilaah. Jika dihitung banyak sekali magang, reporter, bahkan pengurus lain yang memiliki PJ tulisan dan selalu aku uber sampai terbirit-birit ditagih berita pasti sangan membenci diriku. Hahaha. Ingin ku kecup dan kupeluk kalian keluargaku, saat aku tau kalian merengut, menyumpahi aku bahkan menangis karena sebal. Keluargaku, aku terpaksa lakuakan ini demi kita...

Lebih parah lagi saat kepengurusan Supendi berakhir. Estafet Pemimpin Redaksi di Pegang oleh Nely Merina. Hahaha. Aku sempat bahagia. Aku sudah dekat dengan mba Nely, maka pikirku dimarahi dia habis-habisan juga aku akan nyengir kuda. Hahaha

Mba Nely benar-benar luar biasa. Dia yang sama-sama belajar sepertiku juga tak henti meng Cut hasil editanku yang menurutnya kacau balau. Kalau ku bilang dia ratunya Cut ! bahkan ada tulisan reporter 11 lembar di Cut hingga tak sampai dua lembar. Sungguh sadiiss.

Perjalanan itu begitu panjang keluargaku. letih dan menyebalkan. Tapi sungguh aku menikmatinya. Ketika angkatan ku sibuk kabur dan berkali-kali bilang ingin mengundurkan diri, aku malah sibuk belajar bertahan. Aku ingin bertahan sampai puncak. Dear, maka bernar-benar ku planning semua apa yang akan aku hadapi dimasa depan.

Aku pernah mencoba sekali kabur dari tempat itu. Minggu satu dan dua aku menikmati masa kabur ku. Menjadi mahasiswa kuliah-pulang, kuliah-pulang. Tapi menginjak hari ke tigapuluh saya penat dengan dengan aktifitas rutin saya sebagai mahasiswa Kupu-kupu. Tapi, mengapa aku tak pernah dicari? Beda sekali dengan kalian yang selalu kabur  seminggu dan selalu gupek didatengi. Sungguh keluargaku, aku menginginkan sama seperti kalian.
Tapi yah, akhirnya aku menyerah. Aku datang kembali, tapa di minta. Aku kembali ke kalian keluargaku.

Masa-masa bersama kalian itu sungguh menyenangkan keluargaku. Meskipun aku acapkali kabur dari tanggung jawabku atas semua kegiatan. Lambat mengedit dan jarang tidur bersama kalian di ruang kumuh itu, tapi aku mencintai kalian. Tak pernah aku menjelek-jelekkan tentang kalian didepan teman-temanku ataupun keluargaku. Aku selalu bercerita yang manis. Karena memang aku sangat menikmati rutinitas bersama kalian.

Keluargaku...
Sungguh jika mampu kuteriakkan maka akan ku teriakkan
Betapa aku mencintai kalian dan rindu ruang kumuh itu
Berceloteh nyaring dengan suara cempreng
Aku rindu keluargaku..


Saat ini sketsa kisah itu telah kututup rapat, maafkan aku jika karir ku tidak berakhir khusnul khotimah. Sketsa kisah manis selama tigatahun itu akan ku simpan. dan jika nasibku baik, nama yang buruk itu akan kalian saksikan sendiri menjadi harum wanginya. Jika, kalian sudah sadari bahwa kadang kesalah fahaman akan memisahkan kebersamaan. dan ketika Tuhan memberikan kesempatan baik lagi untuk ku mengembalikan sequel sketsa tentang kita, tentang kebersamaan itu. maka akan ku kenang..

Jika suatu saat Kalian membaca tulisan ini dan sadar bahwa kau telah mencium wangi nama itu, maka jangan khawatir keluargaku. tanganku terbuka lebar untuk kembali menuliskan sequel sketsa yang baru..



Leave A Comment