Posted on Sabtu, 26 Oktober 2013 · 1 Comment
Hay bloggers…. Gue lagi
ada di Jakarta nih sekarang! Keberangkatan ke Ibu Kota Negara Indonesia ini
tanpa direncanakan sebelumnya. Keputusan mendadak. Seminggu ini banyak
keputusan penting yang gue ambil buat masa depan gue dan tentunya semangat
berkarya, menginspirasi dan berkolaborasi gue yang semakin hari semakin gila.
Kenapa gila, karena gue mengabaikan Skripsi gue yang sudah teriak-teriak minta
dijamah tapi gue cuekin aja. Hehehe. Gue udah niat banget share tulisan ini
sejak kemaren gue sampe di Jakarta. Gue pengen mencatat dua hari ini, jadi dua
hari bersejarah dalam hidup gue yang mesti gue abadikan dengan tulisan dan juga
dengan foto.
Bermula
dari Ramadhan Ramadhan sang Inspirator
Seminggu yang lalu,
sampai hari Rabu malem (23/10), gue masih
semangat banget ngejalanin rutinitas gue perhari sampai dengan hari Minggu
(27/10). Rencana harian yang selalu gue susun mateng-mateng perhari-nya. Gue
terbiasa dengan rutinitas yang terarah. Sebab bagi gue waktu adalah sesuatu
yang harus di atur sebaik mungkin.
Minggu ini jadwal gue
full. Ada janji ketemu doctor pembimbing Skripsi gue. Kelas Mendongeng di Rumah
Baca Asmanadia Lampung di hari Sabtu dan Minggunya gue ada Job MC dengan
bayaran setengah juta. Semua udah mateng gue susun dengan rapih minggu ini,
Tapi semua berubah
sejak ada BBM ini….
Nah, itula sepetik bbm
gue dengan Ramadhan sahabat gue.
Kegalauan
Tiba
Gue belum juga bisa
ambil keputusan. Job MC yang paling berat gue lewatin. Secara gue harus
nyianyia-in setengah juta gitu aja buat ikutan acara ini padahal gue lagi bokek
akut karena belom gajian. Tapi, Ramadhan memaksa gue terus-terusan buat join di acara yang gue
belom faham banget gue mesti ngapain. Antara harus keluar uang, dengan dapet
uang adalah pilihan yang sulit men!.
Akhirnya dengan uang
seratus ribu di ATM sisa kehidupan terakhir dan pinjaman 400 Ribu dari Ramadhan
gue putuskan berangkat ke Jakarta. Keputusan Nekat men! Karena gue cancel Job
gue dan mengalihkan uang setengah juta yang seharusnya gue dapet dari cuma
ngoceh-ngoceh selama tiga jam ke temen gue (kurang baik apa coba?). Keputusan
ini juga menghasilkan beban hutang di pundak gue. Hahahaha. Inilah kegilaan
gue.
Kenapa gue nekat. Karena
gue percaya apa yang Ramadhan bilang itu kayak oase dipadang pasir. Nyejukin!.
Gue ngebayangin bakalan seru banget berkolaborasi dengan seratus lebih pemuda
di seluruh Indonesia dan menjalin kerjasama untuk buat Event yang nyaris sama
di kota kebanggaan gue. Lampung.
Rasa itulah yang
membuat gue mengambil keputusan penting dalam hidup gue. Dan Jumat pagi, gue
berangkat ke Jakarta dengan Transportasi Damri. Pergi dengan beban hutang…
Day
1- #NFEC2013
Pagi-pagi banget gue
udah bangun. Gue numpang di kosan sahabat gue di Jln. Kali Pasir Menteng.
Bermodal rute yang di arahin panitia sih Ambar dari USBI, berangkatlah gue
menuju Melia Bussines Park. Gedung Universitas Siswa Bangsa International
(USBI) di Jln. MT Haryono Jakarta Selatan. Gak ada kesulitan. Karena emang gue
dari SMP udah sering ke Jakarta sendirian, kesasar sendirian, dan akhirnya
sedikit hafal jalur-jalur transportasi di Jakarta.
Sampe di USBI gue
celingak-celinguk cari mangsa (Calon temen maksudnya). Yah membaur seperti
biasalah. Ada dari Jakarta, Bali, Aceh, Pelembang, Sulawesi, Kalimantan, Jawa
dan lainnya. Setelah ramah tamah dengan peserta selama sejam dan kita melakukan
registrasi akhirnya sesi 1 dimulai.
Sambutan
yang mengharukan
Masuk ke ruang
Auditorium USBI yang pertama dirasakan adalah dingin dan Auditoriumnya keren!.
Universitas gue gak punya tempat beginian nih. Gue mengambil posisi terdepan.
Tepat dibelakang kursi tamu. Haahaha. Katanya posisi menentukan prestasi.
Pembukaan seremonial biasa. Tapi, ada yang beda. Ketika Prof. Dr. Zoraini Wati
perwakilan dari USBI menyampaikan sambutannya dengan Bahasa Inggris.
Perempuan yang cantik. Dalam
sambutannya yang full English ini, awalnya beliau bercerita tentang latar
belakang keluarganya. Kemudian dengan mata berkaca-kaca dan rasa haru yang luar
biasa beliau mengatakan “Saya sangat
bangga berada disini, diantara pemuda yang luar biasa dari seluruh Indonesia, betapa
kaya nya Indonesia,” dan nyesss saya juga terharu.
Ini jadi sambutan yang
paling keren menurut gue!.
Materi
dengan kebanyakan “Tuuuuuuuuttttt”
Setelah pembukaan
ditutup dengan tarian traditional dari Sumatera Utara. Acara Plenary 1 dimulai.
Mrs. Cheryl, perwakilan dari Mc. Kinsey dan Company Malaysia dengan topic
Education to employment : A global overview dimulai.
Awalnya sih manis. Mrs.
Cheryl yang cantik membuka dengan bahasa Indonesia logat Malaysia. Beliau mohon
izin untuk sering menggunakan English karena bahasa Indonesianya kurang lancar.
Tapi, seiring berjalannya waktu, Justru dengan
full English dengan English yang fasih banget dan gue cuma meratiin mulutnya doang
biar faham, liat slide, dan tengok kiri kanan karena gak ngerti. Hahahhaa
Jadilah gue yang bahasa
Inggrisnya kacau ini bengong dan bingung. Karenan kebanyakan yang gue gak
ngertinya di banding ngertinya. Ada satu kalimat yang gue faham. Ada banyak
kalimat yang Cuma “Tuuuuuuutttttttttt” ditelinga gue. Gue gak faham, :D
Well, akhirnya gue punya
ide buat ngerekam semua omongan Mrs. Cheryl buat sampe rumah gue pelajari lagi
maksudnya apa. Hahahhaaa.Tapi intinya dari materi yang disampaikan Mrs. Cheryl
adalah :
“Banyak banget
perbedaan / Gap yang terjadi diantara sekolah kejuruan dengan sekolah umum yang
tidak membantu mempersiapkan tenaga kerja yang siap di dunia kerja. Sayangnya pendidikan
gak mendukung hal itu. Sekolah justru tidak mempersiapkan dengan baik para
didiknya untuk siap bekerja secara teknis. Lagipula masyarakat terlalu yakin
bahwa pekerjaan layak adalah dengan berkerja berdasi, berkemeja dan duduk
dibalik meja.
Ada empat komponen yang
sangat mempengaruh kualitas calon pekerja. Yaitu pemerintah, Pemuda itu sendiri,
Perusahaan dan Sekolah (education). Empat komponen ini meski saling
bersinergis, memberikan output dan input yang berkaitan sehingga menghasilkan
pekerja yang berkualitas siap diserap perusahaan untuk ditempatkan sebagai
pekerja pada bidangnya masing-masing”.
Last dari materi Mrs.
Cheryl adalah diskusi kelompok untuk membahas seperti apa step yang harus
dilakukan pemuda untuk mengatasi masalah tersebut. Diskusi yang menarik.
Sesi
Paraler - Social bisa dilakukan dimana saja
Bidang sosial. Yap! Gue
memilih bidang sosial. Finally gue memilih bidang ini setelah ditanya sama
panitia registrasi karena nama gue gak terdaftar sebab gue undangan YERT (Youth
Education Regional Trainer).
Sesi paraler ada
sekelompok pemuda dari Surabaya yang membuat Taman Baca yang nayris sama dengan
program taman baca yang gue buat di Lampung. Rumah Baca Asmanadia Lampung.
Nyaris sama bahkan!. Sesi ini membuat gue justru yakin banget kalo Lampung gak
kalah keren dengan pemuda-pemuda di kota besar. Dan gue bangga banget.
Bagi gue berbagi itu
menyenangkan. Berbagi itu membahagiakan. Ini bukan tentang apa-apa. Tentang sebuah
aktivitas atau hanya untuk terlihat keren di masyarakat karena kegiatan sosial
yang gue lakuin. Tapi lebih kepada rasa cinta gue dengan berbagi. Gue ngerasain
kebahagian luar biasa ketika gue bisa melihat orang-orang yang ada disekitar
gue. Berbagi dengan memberikan mereka kesempatan merasakan apa yang gue
rasakan. Berbagi bukan Cuma uang, berbagi bisa dilakukan dengan apa saja. Hidup untuk berbagi itu jadi Motto gue
saat ini.
Education
is Orchestra
Istilah baru yang gue
dapet dari angga. Pemuda seusia gue yang udah jadi seseorang dan gue dengan
usia gue yang sama dengan dia belom jadi apa-apa. Kenyataan yang sangat
menyedihkan!.
Sesi selanjutnya adalah
“Employrs, education Providers and Youth Live in the Paraller Univers”. Ada
Budi Soetjipto, Ph.D., Human Resources Ambassador, Dr. Ir. Illah Sailah MS,
direktur Direktorat Pembelajaran Ditjen DIKTI RI, dan Angga Dwi Martha, Youth
Advocate at United Nation.
Materi ini bener-bener
ngebuka mat ague kalo sebenernya Dikti udah mempersiapkan laman-laman yang
berisi informasi mengenai lowongan pekerjaan, beasiswa dan kesempatan
penelitian. Ini keren. Untuk cari kerja bisa cek di http://sindiker.dikti.go.id, dan masih
banyak lagi situs-situs yang berisi banyak informasi.
Dan Angga membuka mata gue
dengan mengibaratkan bahwa pendidikan ibarat permainan Orkestra. Permainan music
yangkeren banget kalo dilakukan oleh banyak orang dengan nada seirama. Sama dengan
pendidikan. Semua pihak harus terlibat dan bakalan aneh suara music itu gak
dimainin oleh satu pihak. Pendidikan harus disinergikan oleh semua elemen.
Pemuda, pendidik, Pemerintah, masyarakat semua harus sejalan. Supaya hasilnya
juga yang diharapkan.,
Saturday
night Rasa Jogja
Angkringan pendidikan.
Acara malem minggu yang nice banget. Njiiirrrrr, nice banget men! Pengalaman gue
mengkonsep acara jauh tertinggal dengan panitia USBI. Keren. Gimana enggak.
Malemnya kita disuguhi makan malem yang bikin gue kangen dengan Jogja.
Angkringan.
Tema nya, Angkringan
Pendidikan. Yap! Angkringan ada nasi kucing, ada soto, ada rebusan dan ada live
music. Live music acoustic yang keren banget. Cozy banget banget nih malem
mingguan. Nanyi-nyanyi dengan lebih dari 100 orang pemuda yang luar biasa.
Serasa masa depan indaah banget. Hahahha
Penutup dari #NFEC2013
hari pertama adalah perkenalan komunitas dan tuker kado. Tengkyu banget buat
kenang-kenangna celengaan miniature vespa nya entah dari siapa. Tengkyu banget juga
buat panitia yang udah konsepin acara sedemikian keren. Dan finally, gue gak
mempermasalahkan lagi beban hutang gue itu. Itu urusan gampang. Yang penting
pengalaman dua hari kedepan gak akan terbayar dengan uang itu. Ini pengalaman
yang luar biasa buat gue diajang Nasional. Setidaknya ajang ingin menorah satu
prestasi lagi buat gue. Setelah mengikuti ajang regional dan International di
World Muslimah 2013. Gue ikut juga ajang Nasional di Youth ESN 2013. Tahun yang
luar biasa. Alhamdulillah…
Muda, Berkarakter,
Membangun Bangsa!!!
Alhamdulillah
Waaah keren aktifitasnya padet bangettt, padahal jakarta kan maceet,
inspiring
semoga selalu sukses yaa kak
Aamiin