Takdir dan Ikhlas

Apa salahnya dengan takdir?

Seharusnya bukah hak ku menyalahkannya. Hari ini aku belajar banyak hal tentang arti sabar. Bertahun-tahun, berwaktu-waktu, bahkan setiap detik. Aku tak pernah belajar arti sabar dari buku-buku yang gemar kubaca. Sungguh, tidak ada teorinya. Sama sekali tidak ada.
Malam ini aku merasa sangat tertekan. Sangat takut, bahkan bingung dengan takdir yang ku tangisi malam ini. Menangisi yang entah karena sedih, takut atau terharu. Entah, rasanya aduk jadi satu.

Aku terlahir dari keluarga biasa, sangat biasa. Prestasiku biasa, pergaulanku biasa, hidupkupun biasa, Sungguh tidak ada yang istimewa. Lalu kenapa mereka mendatangiku. Memintaku menjadi sosok inspirasi. Berkali-kali menolak, berkali-kali dipaksa. Sungguh kurekomendasikan banyak nama. Kuceritakan dengan jelas tanpa ada yang tertinggal. Tidak ada. Lalu kenapa aku? Sungguh aku merasa bukan aku yang mestinya bahagia menerima hadiah istimewa ini.

Mereka menelponku lagi. Mengecek dengan seksama diriku di media sosial, diri orang-orang yang aku sebutkan juga, mereka. Orang-orang yang selalu kutakutkan. Sebab, sejak awal terlihat tidak menyukai kehadiranku. Berfikir suuzon tetntangku. Ah, kenapa pula Engkau beri apa yang tidak pernah ku minta. Astaghfirullah…

Kenapa aku jadi mengutuk DIA?! . Dia sang pemberi Takdir, sang Pencipta?? Ah?! Aku malu. Lalu aku harus apa? Berkali-kali. Berhari-hari. Tidurku terganggu, pikiranku berat. Aku tetap tak mau. Berkali kubilang tak mau.

Mengapa kau selalu beri aku apapun yang tak pernah ku minta?? Sungguh aku tak memintanya. Tidak mencarinya, tidak pula mengharapnya. Justru aku ingin mereka. Bukan aku. Aku hanya orang biasa, tidak ada yang istimewa.

Seorang sahabat terbaik datang padaku. Dia bilang, ini hadiah dari-Nya untukku. Katanya, hal ini akan menjelaskan secara benar kepada mereka yang selalu berfikir tak suka denganku, berburuk sangka dan tak bersahabat. Kerena sungguh mereka tidak faham.

Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Aku lihat mereka, tambahlah menumpuk pasti rasa kesalnya. Sabar dala bentuk apa yang harus ku buat, sabar dalam ukuran yang seberapa? Ah!

Sahabatku diluar sana, siapapun kamu. Yang sedang berburuk sangka denganku. Sungguh tidak ada niatan sedikitpun Takdir ini justru menghadiahkannya untukku. Padahal manis, aku memintanya untuk kalian. Bukan aku.. Kumohon jangan berburuk sangka, jangan berburuk sangka..

Aku justru cinta kalian, semoga kalian dapat merenungkan semuanya. Smua yang pernah kalian lakukan padaku. Ini adalah untaian sabar, untian cintaku pada kalian.

Tuhan, jika memang hal ini takdir-Mu untukku, terimakasih. Sungguh ini hadiah terhebat untukku. Tapi jika hadiah ini menyakitkan oranglain, membuat Kau murka, menjadikanku hina dan semakin lupa, sudah. Gantilah dengan cara-Mu.

Sekarang aku ingin belajar ilmu ikhlas, Adakah ?????





Leave A Comment