Posted on Kamis, 20 Februari 2014 · Leave a Comment
Apa salahnya
dengan takdir?
Seharusnya
bukah hak ku menyalahkannya. Hari ini aku belajar banyak hal tentang arti
sabar. Bertahun-tahun, berwaktu-waktu, bahkan setiap detik. Aku tak pernah
belajar arti sabar dari buku-buku yang gemar kubaca. Sungguh, tidak ada
teorinya. Sama sekali tidak ada.
Malam ini aku
merasa sangat tertekan. Sangat takut, bahkan bingung dengan takdir yang ku
tangisi malam ini. Menangisi yang entah karena sedih, takut atau terharu. Entah,
rasanya aduk jadi satu.
Aku terlahir
dari keluarga biasa, sangat biasa. Prestasiku biasa, pergaulanku biasa,
hidupkupun biasa, Sungguh tidak ada yang istimewa. Lalu kenapa mereka
mendatangiku. Memintaku menjadi sosok inspirasi. Berkali-kali menolak,
berkali-kali dipaksa. Sungguh kurekomendasikan banyak nama. Kuceritakan dengan
jelas tanpa ada yang tertinggal. Tidak ada. Lalu kenapa aku? Sungguh aku merasa
bukan aku yang mestinya bahagia menerima hadiah istimewa ini.
Mereka menelponku
lagi. Mengecek dengan seksama diriku di media sosial, diri orang-orang yang aku
sebutkan juga, mereka. Orang-orang yang selalu kutakutkan. Sebab, sejak awal
terlihat tidak menyukai kehadiranku. Berfikir suuzon tetntangku. Ah, kenapa
pula Engkau beri apa yang tidak pernah ku minta. Astaghfirullah…
Kenapa aku jadi
mengutuk DIA?! . Dia sang pemberi Takdir, sang Pencipta?? Ah?! Aku malu. Lalu aku
harus apa? Berkali-kali. Berhari-hari. Tidurku terganggu, pikiranku berat. Aku tetap
tak mau. Berkali kubilang tak mau.
Mengapa kau
selalu beri aku apapun yang tak pernah ku minta?? Sungguh aku tak memintanya. Tidak
mencarinya, tidak pula mengharapnya. Justru aku ingin mereka. Bukan aku. Aku
hanya orang biasa, tidak ada yang istimewa.
Seorang sahabat
terbaik datang padaku. Dia bilang, ini hadiah dari-Nya untukku. Katanya, hal
ini akan menjelaskan secara benar kepada mereka yang selalu berfikir tak suka
denganku, berburuk sangka dan tak bersahabat. Kerena sungguh mereka tidak
faham.
Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Aku lihat
mereka, tambahlah menumpuk pasti rasa kesalnya. Sabar dala bentuk apa yang
harus ku buat, sabar dalam ukuran yang seberapa? Ah!
Sahabatku
diluar sana, siapapun kamu. Yang sedang berburuk sangka denganku. Sungguh tidak
ada niatan sedikitpun Takdir ini justru menghadiahkannya untukku. Padahal manis,
aku memintanya untuk kalian. Bukan aku.. Kumohon jangan berburuk sangka, jangan
berburuk sangka..
Aku justru
cinta kalian, semoga kalian dapat merenungkan semuanya. Smua yang pernah kalian
lakukan padaku. Ini adalah untaian sabar, untian cintaku pada kalian.
Tuhan, jika
memang hal ini takdir-Mu untukku, terimakasih. Sungguh ini hadiah terhebat
untukku. Tapi jika hadiah ini menyakitkan oranglain, membuat Kau murka,
menjadikanku hina dan semakin lupa, sudah. Gantilah dengan cara-Mu.
Sekarang aku
ingin belajar ilmu ikhlas, Adakah ?????
Categories:
TAKDIR