Pagi itu dingin..
Semakin dingin dipagi kota Bandung.
Aku menemukan nyata tubuhmu, nyata tentangmu.
Bagaimana caraku meluluhkan rasa ini?
Sedang aku tak pernah menemukan secuil keraguan dalam perjalanannya.
Bagaimana pula aku harus melepaskanmu?
Saat aku tahu, aku tak ubahnya menjadikan dirimu menjadi tak berarti.
Bagaimana cara kita hentikan ini? Beri tahu aku agar kau tak terluka.
Memperingati Hari Pendidikan Nasional
Bersama 24 Merah Putih Kecil
Tonton kisah ini, kemudian bagikan. Sampaikan pada Presiden. Berikan hak mereka untuk mengenyam pendidikan.
Bukan siapa yang ada disana. Tapi coba lihat, apa yang berubah setelah mereka mendapatkan sedikit harapan untuk sekolah. Meskipun sekolah nonformal.
Suatu saat, akan kuceritakan tentang mereka. Ku ceritakan pula mengapa hanya suaraku saja yang ada disana...
24 Merah Putih Kecil Pulau Tegal - Pesawaran Lampung
Tontonlah cerita ini, jangan lihat siapa sosok dibelakang anak-anak tersebut. Tapi lihat, senyum anak-anak tersebut, mata dan baca raut wajah mereka tentang sebuah mimpii.
Suatu saat akan aku ceritakan tentang mereka.
1.
Anakku Ingin
Jadi Astronot
Kisah Dody
Agustina, Ayahanda M.Fajr Tsaqif
Perjuangan
Untuk Mendapatkan Sekantong Darah ( PRC 220 cc ).
Entah
ini sesuatu yang rumit atau bukan bagi sebagian orangtua yang buah hatinya
divonis menderita Thallasemia. Hari itu untuk kesekian kalinya, Fajr anak kedua
buah cintaku, merengek pusing. Pembuluh darah di bawah matanya sudah mulai
terlihat pucat. Aku segera meminta rujukan Puskesmas setempat untuk
mempertahankan hidup anakku.
Esok
harinya Pukul 08.00 WIB aku segera menuju Rumah Sakit Umum Abdoel
Moelok dan menemui admin Unit Gawat Darurat untuk
mendapatkan Berkas Baru Rawat Inap. Setelah itu
mendatangi admin ruangan rawat inap untuk mendapatkan formulir klarifikasi
menuju Ruang 5A dan 5B ( Ruang verifikasi
Jamkesmas ).
Tidak menunggu lama, aku dan anakku masuk ruangan Thalasemia.
Pendataan sekaligus ambil formulir sambil cek hemoglobin (Hb), kemudian pesan
alat kesehatan ke apotek. Cek darah di Laboratorium
dan melengkapi data pelayanan Jamkesmas. Setelah melewati serangkaian tahap itu
baru bisa mengajukan permintaan darah ke Palang Merah Indonesia (PMI).
Belum selesai sampai disitu, jika darah tersedia aku bisa langsung
membawa sekantong darah untuk anakku. Lain cerita jika stok darah dan pendonor
tetap tidak ada. Maka, aku hanya bisa berharap ada seseorang yang dikirimkan
Tuhan yang ikhlas memberikan darah segarnya untuk anakku.
Butuh waktu nyaris seharian untuk melewati serangkaian tahap-tahap
itu. Bahkan bisa lebih jika stok di PMI tidak ada. Itulah yang selalu kami
lakukan setiap bulan dan Insya Allah seumur hidup usia anak kami. Proses
panjang yang kadang membuat kami lelah, dan sedih. Bukan karena fisik kami yang
lemah, tapi lebih karena melihat buah hati kami mengerang sakit saat jarum
berkali-kali masuk ke tubuh mereka.
Bisakah membayangkan perasaan kami?. Ketika anak kami sedang lemah
dan membutuhkan darah segar. Tapi darah tidak juga kunjung datang. Apakah
pantas bagi kami untuk meratapinya?. Tentu tidak. Kami hanya berhak berharap
tentang darah itu. Darah segar sangat penting untuk mempertahankan hidup anak
kami. Jika banyak orang beranggapan kami butuh uang sebagai belaskasihan.
Sungguh, itu bukan yang utama. Kami butuh darah. Butuh sekali darah untuk
kehidupan anak kami.
Pernah
sekali waktu, sangat terharu ketika melihat Fajr tertawa sumbringah membawa
sekantong darah didalam box. Fajr berlari kecil menuju ruangan tindakan. Hari
itu, fajr sendiri yang memintaku untuk membawanya ke Rumah sakit tanpa ditemani
Umminya. Adakah yang lebih membahagiakan dari ini ?.
Setiap
orangtua penderita pastinya akan menutupi rasa haru saat itu. Bahkan selamanya.
Bersikap tegar yang akan menguatkan buah hati kami. Menjadikan dia sebagai
orang yang tidak berbeda dengan teman mereka yang normal lainnya. Sungguh ini
bukanlah sebuah keluhan, tapi hiburan bagi mereka, anak-anak kami yang hidupnya
mungkin dirasa berat.
Penyakit
Thallasemia yang diderita anak Fajr adalah penyakit kelainan darah yang
diturunkan atau diwariskan. Mengurangi jumlah haemoglobin yang dapat dibentuk
oleh tubuh, sehingga Ia
menyebabkan anemia. Thalasemia bukanlah sebuah penyakit
menular, sehingga memerlukan penanganan khusus dan ruangan yang khusus.Seorang
penderita Thalasemia ( Thaler ) akan mengalami penurunan Hb setiap bulannya,
sehingga memerlukan transfusi darah rutin setiap bulannya. Semakin dewasa dan
bertambah berat badan, maka kebutuhan darah akan semakin banyak bahkan semakin
dekat frekuensinya ( bisa dua minggu sekali ). Bisa anda bayangkan betapa
repotnya bolak balik ke Rumah sakit.Sampai sekarang belum ditemukan obat yang
bisa menyembuhkan kelainan itu. Walaupun banyak berbagai alternatif yg ditawarkan,
namun transfusi menjadi pilihan yang tepat dan terbaik sementara ini. Selama
ini, berbagai alternatif yg dijalani orang tua Thaler hanya meninggalkan anak
dalam kondisi parah bahkan sangat parah.
Thaler dan ortunya terdiri dari berbagai status, kalangan dan
kondisi ekonomi. Yg menyamakan mereka, adalah deritanya yang mengharuskan
mereka tetap datang ke rumah sakit untuk transfusi demi mempertahankan
hidupnya.
Tidak berlebihan jika Transfusi darah adalah upaya untuk mempertahankan hidupnya. karena logikanya, Hb Thaler akan terus menurun seiring waktu hingga mencapai nol. Jika nilai hb nol berarti tidak ada oksigen yang diikat darah untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Anda tentu tahu makna oksigen untuk tubuh. Seorang Thaler diharuskan Transfusi sebelum hb nya mencapai angka 8 ( normal pria 13-16 mg/dl, wanita 12-14 mg/dl). Ini dimaksudkan supaya kondisi tubuh tidak terlalu drop, transfusi darah juga tidak terlalu banyak yg pada akhirnya akan menyebabkan limpa bekerja berat karena harus mngolah sampah darah dan tubuh menjadi pucat legam karena bertumpuknya zat besi dalam tubuh.
Lalu apakah semua orang tua sanggup menjalani penatalaksanaan
hidup anaknya dengan disiplin? Tentu jawabannya tidak semua sanggup. Disaat anak sudah tampak pucat, atau anak sudah mengeluh
pusing ( sebagai tanda hb mulai drop). Ternyata tidak semua orang tua bisa
segera ke rumah sakit. Mereka seringkali mengalami kesulitan untuk menyiapkan
biaya transportasi, akmomodasi selama di rumah sakit, belum ditambah kerepotan
harus membawa adiknya yg masih bayi, meninggalkan satu satunya mata
pencahariannya dan segudang kerepotan lainnya. Inilah yg terkadang menjadi
salah satu alasan mengapa Thaler terlambat transfusi. sehingga dampak akhirnya
Limpa membengkak, tubuh menjadi pucat legam, bahkan ada yang pada akhirnya
meninggal di Rumah sakit.
Pada intinya Setiap Thaler memiliki satu prinsip, yaitu "
MEMPERTAHANKAN HIDUP SELAMA MUNGKIN ". Kematian seorang Thaler, bagi ortu
adalah suatu kehilangan besar. bagaimana tidak, setiap hari setiap saat mereka
harus memantau aktivitas anaknya, begitupun kondisi mentalnya yg lebih rapuh.
Tapi Kematian adalah kepastian.
Kematian satu orang anaknya, sudah banyak, dua anaknya sudah banyak, bahkan semua anaknya pun banyak. Saya begitu terharu ketika saya hadir dalam prosesi pemakaman anak bungsu seorang pengurus teras POPTI Lampung, ia berkata. " Mas, akhirnya anaku semua meninggal setiap dua taun sekali". Tampak tegar di raut wajahnya.
Apakah saya, atau ortu yang lain bisa setegar dia. Wallohu'alam. Yang pasti kehidupan ini harus diperjuangkan untuk tetap berlangsung.
Kematian satu orang anaknya, sudah banyak, dua anaknya sudah banyak, bahkan semua anaknya pun banyak. Saya begitu terharu ketika saya hadir dalam prosesi pemakaman anak bungsu seorang pengurus teras POPTI Lampung, ia berkata. " Mas, akhirnya anaku semua meninggal setiap dua taun sekali". Tampak tegar di raut wajahnya.
Apakah saya, atau ortu yang lain bisa setegar dia. Wallohu'alam. Yang pasti kehidupan ini harus diperjuangkan untuk tetap berlangsung.
Kami bersama anak anak kami,memang tidak bisa terlepas dari kasih
sayang orang lain. Tp kami tidak berharap untuk dikasihani. bahkan kami sangat
sedih ketika orang lain menyinggung kami, menghina kami, mengasingkan anak anak
kami di sekolah dan pergaulan sehari hari, karena tubuh mereka yang berbeda.
Beberapa sekolah bahkan ada yg tidak memberi pengertian kepada mereka, karena
mereka seringkali izin tidak sekolah harus transfusi di rumah sakit. Tidak
sedikit dari mereka harus tinggal kelas, cuti sekolah bahkan terpaksa putus
sekolah, saking tidak enaknya.
Sahabatku semua, kami tidak memerlukan semua itu. kami juga tidak memerlukan bantuan hanya karena belas kasihan. Kami hanya butuh kasih sayang yg lebih dari semua orang. ini semua semata mata untuk mempertahankan hidup anak anak kami. Kami menjalani semua ini, bukan sehari dua hari, bahkan sampai mereka dipanggil Allah Ta'ala, atau kami yang mendahului mereka.
Sahabatku semua, kami tidak memerlukan semua itu. kami juga tidak memerlukan bantuan hanya karena belas kasihan. Kami hanya butuh kasih sayang yg lebih dari semua orang. ini semua semata mata untuk mempertahankan hidup anak anak kami. Kami menjalani semua ini, bukan sehari dua hari, bahkan sampai mereka dipanggil Allah Ta'ala, atau kami yang mendahului mereka.
Seorang Thaler rata rata memerlukan darah 3 kantong setiap
bulannya. 3 kantong sama dengan 3 orang pendonor. Bulan berikutnya 3 orang pendonor baru. Bulan ketiga 3 orang pendonor baru lagi. Bulan keempat 3 orang pendonor pertama baru bisa donor
kembali. jadi seorang Thaler memerlukan 9
orang pendonor tetap. Genap 10 orang. ( 1 orang menjadi cadangan bila yg lain
ada halangan).
Jika sahabat berkenan menyayangi anak anak kami, sahabat bisa menghubungi POPTI ( Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia ), atau cabang YTI ( yayasan Thalasemia Indonesia ) di masing masing daerah. Alhamdulillah di Lampung sudah ada Komunitas Darah Untuk Lampung, yg digawangi oleh mas Yopie pangkey yang mengkoordinir 10 orang pendonor tetap untuk satu oarng Thaller.
Jika ada orang lain yang begitu ketergantungan dengan statusnya untuk mempertahankan gaya hidupnya, ketergantungan dengan narkoba untuk menjaga keberanbiannya, ketergantungan jabatannya untuk memelihara kemewahannya. Maka anak anak kami ketergantungan darah untuk sekadar menyambung hidup. Fajr membutuhkan itu, sebab anakku sama seperti anak-anak lainnya memiliki mimpi dan cita-cita. Mimpi yang ingin ku wujudkan bagaimanapun caranya. Mimpi menjadi Astronot. *
Jika sahabat berkenan menyayangi anak anak kami, sahabat bisa menghubungi POPTI ( Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia ), atau cabang YTI ( yayasan Thalasemia Indonesia ) di masing masing daerah. Alhamdulillah di Lampung sudah ada Komunitas Darah Untuk Lampung, yg digawangi oleh mas Yopie pangkey yang mengkoordinir 10 orang pendonor tetap untuk satu oarng Thaller.
Jika ada orang lain yang begitu ketergantungan dengan statusnya untuk mempertahankan gaya hidupnya, ketergantungan dengan narkoba untuk menjaga keberanbiannya, ketergantungan jabatannya untuk memelihara kemewahannya. Maka anak anak kami ketergantungan darah untuk sekadar menyambung hidup. Fajr membutuhkan itu, sebab anakku sama seperti anak-anak lainnya memiliki mimpi dan cita-cita. Mimpi yang ingin ku wujudkan bagaimanapun caranya. Mimpi menjadi Astronot. *
Apa salahnya
dengan takdir?
Seharusnya
bukah hak ku menyalahkannya. Hari ini aku belajar banyak hal tentang arti
sabar. Bertahun-tahun, berwaktu-waktu, bahkan setiap detik. Aku tak pernah
belajar arti sabar dari buku-buku yang gemar kubaca. Sungguh, tidak ada
teorinya. Sama sekali tidak ada.
Malam ini aku
merasa sangat tertekan. Sangat takut, bahkan bingung dengan takdir yang ku
tangisi malam ini. Menangisi yang entah karena sedih, takut atau terharu. Entah,
rasanya aduk jadi satu.
Aku terlahir
dari keluarga biasa, sangat biasa. Prestasiku biasa, pergaulanku biasa,
hidupkupun biasa, Sungguh tidak ada yang istimewa. Lalu kenapa mereka
mendatangiku. Memintaku menjadi sosok inspirasi. Berkali-kali menolak,
berkali-kali dipaksa. Sungguh kurekomendasikan banyak nama. Kuceritakan dengan
jelas tanpa ada yang tertinggal. Tidak ada. Lalu kenapa aku? Sungguh aku merasa
bukan aku yang mestinya bahagia menerima hadiah istimewa ini.
Mereka menelponku
lagi. Mengecek dengan seksama diriku di media sosial, diri orang-orang yang aku
sebutkan juga, mereka. Orang-orang yang selalu kutakutkan. Sebab, sejak awal
terlihat tidak menyukai kehadiranku. Berfikir suuzon tetntangku. Ah, kenapa
pula Engkau beri apa yang tidak pernah ku minta. Astaghfirullah…
Kenapa aku jadi
mengutuk DIA?! . Dia sang pemberi Takdir, sang Pencipta?? Ah?! Aku malu. Lalu aku
harus apa? Berkali-kali. Berhari-hari. Tidurku terganggu, pikiranku berat. Aku tetap
tak mau. Berkali kubilang tak mau.
Mengapa kau
selalu beri aku apapun yang tak pernah ku minta?? Sungguh aku tak memintanya. Tidak
mencarinya, tidak pula mengharapnya. Justru aku ingin mereka. Bukan aku. Aku
hanya orang biasa, tidak ada yang istimewa.
Seorang sahabat
terbaik datang padaku. Dia bilang, ini hadiah dari-Nya untukku. Katanya, hal
ini akan menjelaskan secara benar kepada mereka yang selalu berfikir tak suka
denganku, berburuk sangka dan tak bersahabat. Kerena sungguh mereka tidak
faham.
Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Aku lihat
mereka, tambahlah menumpuk pasti rasa kesalnya. Sabar dala bentuk apa yang
harus ku buat, sabar dalam ukuran yang seberapa? Ah!
Sahabatku
diluar sana, siapapun kamu. Yang sedang berburuk sangka denganku. Sungguh tidak
ada niatan sedikitpun Takdir ini justru menghadiahkannya untukku. Padahal manis,
aku memintanya untuk kalian. Bukan aku.. Kumohon jangan berburuk sangka, jangan
berburuk sangka..
Aku justru
cinta kalian, semoga kalian dapat merenungkan semuanya. Smua yang pernah kalian
lakukan padaku. Ini adalah untaian sabar, untian cintaku pada kalian.
Tuhan, jika
memang hal ini takdir-Mu untukku, terimakasih. Sungguh ini hadiah terhebat
untukku. Tapi jika hadiah ini menyakitkan oranglain, membuat Kau murka,
menjadikanku hina dan semakin lupa, sudah. Gantilah dengan cara-Mu.
Sekarang aku
ingin belajar ilmu ikhlas, Adakah ?????
Email dari Ibunda Raffi..
|
15 Feb (3 hari yang lalu)
| |||
|
Assalamualaikum
Dear semua yang membaca email
Saya ibunda dari Rafi bayi yang tidak memiliki alat kelamin dan anus serta jari kaki hanya 9 hanya memohon dan memimnta doa ,berilah semangat dan ruang untuk rafi agar bisa diterima di tengah tengah kalian,meskipun dokter memberilan gambaran rafi akan tumbuh tanpa anus dan alat kelamin yang tidak sempurna tapi saya yakin anak saya RAFI akan saya didik menjadi manusia berguna dan sholeh serta menolong siapapun ,jangan menjadi orang yang antipati terhadap orang orang yang terpilih dan mempunyai kelebihan istimewa,saya banyak menerima email dari ibu ibu hebat yang anaknya sama mempunyai keistimewaan masing masing,dukunglah mereka support mereka ,berikan mereka ruang dan tempat sayangi mereka ,apa salah mereka .?SEHINGGA ADA YANG MENGANGGAP MEREKA GILA,TIDAK NORMAL,MENGGANGGU DLL apa kah mereka membuat malu masyarakat ?
Saya hanya merasa tergugah dan mersa senasib seperti mereka Allhamdullilah saya menjadi orang yang selalu berbesar hati dan tidak pernah menyerah,saya sebagai anak normal yang tumbuh tanpa kekurangan apapun sd,smp,sma saya sering di bully entah apa kurang dan salah saya
Stop memperlakukan kami dengan tidak wajar
Kami adalah Ciptaan Allah juga yang sama ingin berjuang hidup,terima kasih untuk doa dan semuanya
Salam sayang dari kami Rafi and MOm (help and save my baby Rafi)
Dear semua yang membaca email
Saya ibunda dari Rafi bayi yang tidak memiliki alat kelamin dan anus serta jari kaki hanya 9 hanya memohon dan memimnta doa ,berilah semangat dan ruang untuk rafi agar bisa diterima di tengah tengah kalian,meskipun dokter memberilan gambaran rafi akan tumbuh tanpa anus dan alat kelamin yang tidak sempurna tapi saya yakin anak saya RAFI akan saya didik menjadi manusia berguna dan sholeh serta menolong siapapun ,jangan menjadi orang yang antipati terhadap orang orang yang terpilih dan mempunyai kelebihan istimewa,saya banyak menerima email dari ibu ibu hebat yang anaknya sama mempunyai keistimewaan masing masing,dukunglah mereka support mereka ,berikan mereka ruang dan tempat sayangi mereka ,apa salah mereka .?SEHINGGA ADA YANG MENGANGGAP MEREKA GILA,TIDAK NORMAL,MENGGANGGU DLL apa kah mereka membuat malu masyarakat ?
Saya hanya merasa tergugah dan mersa senasib seperti mereka Allhamdullilah saya menjadi orang yang selalu berbesar hati dan tidak pernah menyerah,saya sebagai anak normal yang tumbuh tanpa kekurangan apapun sd,smp,sma saya sering di bully entah apa kurang dan salah saya
Stop memperlakukan kami dengan tidak wajar
Kami adalah Ciptaan Allah juga yang sama ingin berjuang hidup,terima kasih untuk doa dan semuanya
Salam sayang dari kami Rafi and MOm (help and save my baby Rafi)
=Rafi (8 Bulan) saat ini mengalami ketiadaan anus. Sudah tiga bulan menjadi dampingan Komunitas Berbagi Cinta . Silahkan Bantu :)
Beberapa hari ini tergila-gila dengan syair lagunya Melly Goeslow.
Lagu ini entah kenapa buat sendu biru gitu yah.
Mungkin karena punya kisah tersendiri.
Lagu ini entah kenapa buat sendu biru gitu yah.
Mungkin karena punya kisah tersendiri.
ah, lagu ini menceritakan tentang kita.
tentang aku dan kamu
tentang kisah cinta yang malu-malu
tentang perasaan yang berbeda saat bertatap
tentang persahabatan yang terbuai dan berubah menjadi cinta.
Benar. aku mencintaimu...
"Pernah Azam badannya panas, saya hanya bisa menangis. Terbayang-bayang ucapan dokter. Kalo anak saya hanya bisa bertahan hidup dibawah usia 12 tahun saja,"
Ruang Unit Thallasemia Rumah Sakit Umum Abdul Moelok Bandarlampung. Kamis, 23 Januari 2014.
Cuaca mendung. Gerimis berderai. Seorang bocah usianya baru 2 tahun 6 bulan. Laki-laki. Muhammad Azzam namanya. Kulitnya coklat, nyaris menghitam. Perutnya buncit, berbaring dibangsal. Tangan sebelah kanannya tertusuk jarum besar, dari selang mengalir darah segar A+. Itu darahku.
Azam terlihat biasa di transfusi. Mulutnya tidak henti berkicau. Bernyanyi-nyanyi mengikuti iklan di Televisi 21 Inci yang dipasang ditengah-tengah ruangan berkapasitas 10 bangsal itu. Ah, ajaib. Akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan adik Azam. Adik yang hari ini dialiri 250 cc darah segar milikku. Azam, Matanya besar, tawanya riang.
Azam menyambutku dengan senyum. Kemudian tertawa ketika kutawari dua gagang permen rasa coklat dan melon. Tertawa lagi. Merengek minta dibukakan permennya ke sang ibu, Yuni.
"Azam makannya banyak tante, jajannya juga banyak. Mulutnya cerewet, gak mau berhenti makan sama ngomong," ujar Yuni.
Ah, terlalu cepat menyimpulkan bahwa Azam sebenarnya tidak sakit. Benar. Azam terlihat biasa saja. Dalam posisi berbaring dia menikmati darah segar mengalir ditubuhnya. Baru sekitar 50 cc, Azam menggaruk wajahnya. "Gatel Ayah," ujar Azam sambil menggaruk perutnya.
"Itu biasa efeknya tante, kalo Azam tranfusi," terang wanita berusia 26 tahun itu.
Azam terus bernyanyi mengikuti iklan di Televisi. Azam cerdas. usianya baru 2,6 Tahun tapi hafal semua lagu dengan celoteh cedalnya. berteriak-teriak mengganggu kakak sesama penderita, Vrisillia yang sudah selesai Tranfusi disebelah bangsalnya. Lagi-lagi kami tertawa bersama.
Ah, Azam.
Begitu banyak orang yang enggan mengalirkan darahnya karena takut jarum suntik. Sepertinya kamu sudah terbiasa. Ketika sebagian orang, mengacuhkan saat mobil unit PMI berkeliling mencari darah untuk stok bagi kalian yang membutuhkan darah, kamu justru tetap tersenyum memberi harapan untuk sang bunda.
"Saya optimis Azam bisa bertahan hidup lebih lama tante, Saya takut punya anak lagi. Azamlah yang akan saya pertahankan hidupnya dengan maksimal mungkin. Kami hanya butuh pendonor tetap untuk para penderita Thallasemia. Hanya itu. Sekantung darah itu membawa kehidupan untuk anak kami, kehidupan untuk kami. Orangtua penderita Thallasemia,"
Azam menyambutku dengan senyum. Kemudian tertawa ketika kutawari dua gagang permen rasa coklat dan melon. Tertawa lagi. Merengek minta dibukakan permennya ke sang ibu, Yuni.
"Azam makannya banyak tante, jajannya juga banyak. Mulutnya cerewet, gak mau berhenti makan sama ngomong," ujar Yuni.
Ah, terlalu cepat menyimpulkan bahwa Azam sebenarnya tidak sakit. Benar. Azam terlihat biasa saja. Dalam posisi berbaring dia menikmati darah segar mengalir ditubuhnya. Baru sekitar 50 cc, Azam menggaruk wajahnya. "Gatel Ayah," ujar Azam sambil menggaruk perutnya.
"Itu biasa efeknya tante, kalo Azam tranfusi," terang wanita berusia 26 tahun itu.
Azam terus bernyanyi mengikuti iklan di Televisi. Azam cerdas. usianya baru 2,6 Tahun tapi hafal semua lagu dengan celoteh cedalnya. berteriak-teriak mengganggu kakak sesama penderita, Vrisillia yang sudah selesai Tranfusi disebelah bangsalnya. Lagi-lagi kami tertawa bersama.
Ah, Azam.
Begitu banyak orang yang enggan mengalirkan darahnya karena takut jarum suntik. Sepertinya kamu sudah terbiasa. Ketika sebagian orang, mengacuhkan saat mobil unit PMI berkeliling mencari darah untuk stok bagi kalian yang membutuhkan darah, kamu justru tetap tersenyum memberi harapan untuk sang bunda.
"Saya optimis Azam bisa bertahan hidup lebih lama tante, Saya takut punya anak lagi. Azamlah yang akan saya pertahankan hidupnya dengan maksimal mungkin. Kami hanya butuh pendonor tetap untuk para penderita Thallasemia. Hanya itu. Sekantung darah itu membawa kehidupan untuk anak kami, kehidupan untuk kami. Orangtua penderita Thallasemia,"
Ah, Azam. Terimakasih untuk pelajarannya hari ini. Pelajaran untuk selalu berbagi, berbagi lewat tetes darah...
Agustus 2013.
Pertama kali meninjau lokasi calon markas Rumah Baca Asmanadia bareng Silvana. Waktu itu, hari sudah mau sore, dianter kak Rasyid kami sampai di Yayasan Sepakat Karya Utama. TK Almunawaroh di Bumi Waras. Aku melompat girang. Rumah ini, Keren! dan Perosotan.... aku langsung teringat masa kecilku.
Gaklama liat-liat rumah, dua orang bocah datang. Dua-duanya berambut pendek.Indah 10 tahun dan Tika 8 Tahun. Dua anak yatim ini menenteng bungkusan. Isinya baju baru, sepatu baru, dan bando baru. Mereka menghampiriku yang asik duduk di ujung perosotan.
"Mereka anak yatim piatu yang diasuh umi," ujar kak Rasyid
Indah meletakkan kantong kreseknya didekatku duduk. Tika langsung berlari keatas perosotan. Naik dan srutttttttt Tika tertawa saat tubuhnya meluncur deras. Aku tari tubuhnya, kemudian kupangku.
"Nama kamu siapa?," ujarku
"Tika. Kak aku punya baju baru, tadi dari pasar," begitu jawabnya
"Oya, mana? lihat kakak," ujarku antusias
Dia membongkar tas kreseknya. direbut Indah, dipelototi. Tika Rambunya pendek, tubuhnya kecil dan kurus, matanya berbinar. Tasnya direbut lagi. Dia mengeluarkan baju berwarna merah, celana leging, sendal dengan hak 5 CM, dan bando berwarna merah.
"Aku pake, nanti aku jalan kayak pragawati ya kak," ujar Tika. Indah tertawa. Ikut-ikutan membongkar tasnya. memakai sepatu barunya.
Tika juga, rambutnya potongan bop dipakaikan bando, dengan rok merah dan baju batik sekolah yang belum diganti. dia berjalan mengikuti gaya pragawati ditivi. kemudian terpeleset jatuh. Kami tertawa.
.....
Itu kali pertama aku mengenal Tika. Sejak hari itu aku dekat sekali dengan Tika. Meneriakinya ketika aku masuk ke Rumah Baca, mengajaknya membaca buku serial upin-ipin berjudul berkebun, tertawa, dia memelukku jika ingin disuapi kue, menciumi pipiku saat aku pamit pulang. ah, Tika....
Anak Yatim Piatu tanpa keluarga.
Apa kabar kamu disana? Maaf, jika niat kami memperbaiki akhlakmu dan kakamu Indah gagal. Justru, karena kecerobohan kami. Kalian dibawa pergi. Meskipun aku tahu, kalian memang salah. kalian memang anak yang nakal.
Tapi, bagiku dunia anak-anak dunia yang sangat sederhana. Kita manusia yang mengaku dewaslah yang membuatnya rumit. Menanggapi kelakuan anak-anak dengan keras. Memisahkan mereka dengan teman-teman yang sudah menemaninya bermain selama bertahun-tahun.
Tika, aku merasa bersalah. Hingga ingin rasanya melepaskan semua yang sudah diperjuangkan bersama di awal. menganggap bahwa 2 aset besar tiket ke surga justru dilepaskan sia-sia. Tika, maafkan kami...
Pertama kali meninjau lokasi calon markas Rumah Baca Asmanadia bareng Silvana. Waktu itu, hari sudah mau sore, dianter kak Rasyid kami sampai di Yayasan Sepakat Karya Utama. TK Almunawaroh di Bumi Waras. Aku melompat girang. Rumah ini, Keren! dan Perosotan.... aku langsung teringat masa kecilku.
Gaklama liat-liat rumah, dua orang bocah datang. Dua-duanya berambut pendek.Indah 10 tahun dan Tika 8 Tahun. Dua anak yatim ini menenteng bungkusan. Isinya baju baru, sepatu baru, dan bando baru. Mereka menghampiriku yang asik duduk di ujung perosotan.
"Mereka anak yatim piatu yang diasuh umi," ujar kak Rasyid
Indah meletakkan kantong kreseknya didekatku duduk. Tika langsung berlari keatas perosotan. Naik dan srutttttttt Tika tertawa saat tubuhnya meluncur deras. Aku tari tubuhnya, kemudian kupangku.
"Nama kamu siapa?," ujarku
"Tika. Kak aku punya baju baru, tadi dari pasar," begitu jawabnya
"Oya, mana? lihat kakak," ujarku antusias
Dia membongkar tas kreseknya. direbut Indah, dipelototi. Tika Rambunya pendek, tubuhnya kecil dan kurus, matanya berbinar. Tasnya direbut lagi. Dia mengeluarkan baju berwarna merah, celana leging, sendal dengan hak 5 CM, dan bando berwarna merah.
"Aku pake, nanti aku jalan kayak pragawati ya kak," ujar Tika. Indah tertawa. Ikut-ikutan membongkar tasnya. memakai sepatu barunya.
Tika juga, rambutnya potongan bop dipakaikan bando, dengan rok merah dan baju batik sekolah yang belum diganti. dia berjalan mengikuti gaya pragawati ditivi. kemudian terpeleset jatuh. Kami tertawa.
.....
Itu kali pertama aku mengenal Tika. Sejak hari itu aku dekat sekali dengan Tika. Meneriakinya ketika aku masuk ke Rumah Baca, mengajaknya membaca buku serial upin-ipin berjudul berkebun, tertawa, dia memelukku jika ingin disuapi kue, menciumi pipiku saat aku pamit pulang. ah, Tika....
Anak Yatim Piatu tanpa keluarga.
Apa kabar kamu disana? Maaf, jika niat kami memperbaiki akhlakmu dan kakamu Indah gagal. Justru, karena kecerobohan kami. Kalian dibawa pergi. Meskipun aku tahu, kalian memang salah. kalian memang anak yang nakal.
Tapi, bagiku dunia anak-anak dunia yang sangat sederhana. Kita manusia yang mengaku dewaslah yang membuatnya rumit. Menanggapi kelakuan anak-anak dengan keras. Memisahkan mereka dengan teman-teman yang sudah menemaninya bermain selama bertahun-tahun.
Tika, aku merasa bersalah. Hingga ingin rasanya melepaskan semua yang sudah diperjuangkan bersama di awal. menganggap bahwa 2 aset besar tiket ke surga justru dilepaskan sia-sia. Tika, maafkan kami...
Izinkan.. Aku ingin selalu cantik dimatamu,
menjadi Ibu yang baik untuk anak-anakmu,
Ridha atas mu
Izinkan aku merasakan menjadi wanita sempurna,
Wanita yang menyenangkan untukmu..
Untukmu, yang Allah tetapkan untukku..
Tak sabar menanti pinanganmu, menghadirkan janji masa depan yang lebih baik..
Tak sabar..
Ya Allah, berikan hamba jodoh yang terbaik...
{فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ }
“…….Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…..” (QS. An-Nisa:34)
“…….Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…..” (QS. An-Nisa:34)
Wahai Para Wanita Shalihah,
Predikat Wanita Shalihah adalah idaman setiap insan, Wanita Shalihah adalah predikat yang tidak ada duanya dan diatas segala-galanya. Wanita Shalihah merupakan sebaik-baik perhiasan, dan harta yang paling berharga. Rasulullah bersabda :
(( الدُّنْيَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ))
”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR Muslim).
”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR Muslim).
Perhiasan senantiasa identik dengan
makna keindahan. Wanita shalihah senantiasa dikiaskan dengan keindahan
karena mereka dapat menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya. Wanita
yang senantiasa keindahan digambarkan oleh Alloh Ta`ala di dalam
al-Qur’an,
{وَحُورٌ عِينٌ, كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ}
“Dan (di dalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik”. (QS. Al-Waqi’ah:22-23)
“Dan (di dalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik”. (QS. Al-Waqi’ah:22-23)
Takdir tak pernah menuliskan engkau untukku.
Aku
mesih berdiri disini
Disebuah
tempat dimana kita pernah dipertemukan
Aku
mesih tetap memberikan senyum yang sama
Namun
akan terasa berbeda dari yang pernah kau rasakan
Kita
memang pernah dipertemukan
Dimana takdir kemudian memperkenalkan rasa
cinta
Aku
masih tetap disini
Menatapmu
lamat-lamat yang kemudian pergi
Ternyata
benar,
Ternyata
takdir tak pernah menuliskan engkau
untukku.
15 November 2012
Syukur..
Tubuh itu berjalan terseok-seok
Setengah berlari penuh takut
Jelas, makhluk buruk mengikuti
langkahnya yang semakin berat
Lelah. Namun tak boleh menyerah
Kali ini tubuhnya mulai linglung
Setapak setapak melangkah
kemudian sesekali tersandung
Dihiburnya sang hati dengan
kisahnya yang lalu
Pernah berjalan dalam riang
bahkan berlari dengan kencang
Dia tau, bahwa nafasnya mulai
tersengal
Mengarungi drama yang
dirahasiakan akhirnya
Dia tau, telapak kakinya mulai
terluka
Berjalan selalu dengan peta
kehidupan yang sulit diraba
Dia tau, air yang mengalir
dikelopak matanya
Telah mampu menghilangkan
dahaganya
Tapi, kini dia hampir menyerah
Kemudian teringat satu hal yang
belum diketahuinya
Dia belum tau seperti apa Nikmatnya
bersyukur
karena udara masih terus
bersahabat dengannya..
Natar, 25 juli 2011 pukul 10.27 Pm
Apa
kabar skripsi ?
Setelah
hampir tujuhbulan aku tinggalkan. Selama hampir tujuhbulan tidak pernah lagi
terjamah. Waktu yang lama, waktu yang tidak seharusnya tercatat sebagai proses
sia-sia yang sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Proses yang membuatku
merasa kalap, takut dan yaa Tuhan, aku nyaris putus asa.
Malam
ini jiwaku tersayat. Nyaris lelah dan payah. Saat semua orang sudah bahagia
dengan statusnya menyandang gelar sarjana. Aku justru kalah. Tuhan, beri aku
sedikit kekuatan untuk bertahan. Beri aku kekuatan untuk berjuang. Demi bahagia
mereka… lelaki dan wanita yang sudah payah menantikan kebanggaan ini…
Leave a Comment