,

Dingin...

Pagi itu dingin..
Semakin dingin dipagi kota Bandung.
Aku menemukan nyata tubuhmu, nyata tentangmu.

Bagaimana caraku meluluhkan rasa ini?
Sedang aku tak pernah menemukan secuil keraguan dalam perjalanannya.
Bagaimana pula aku harus melepaskanmu?
Saat aku tahu, aku tak ubahnya menjadikan dirimu menjadi tak berarti.

Bagaimana cara kita hentikan ini? Beri tahu aku agar kau tak terluka.

, ,

24 Merah Putih Kecil

Memperingati Hari Pendidikan Nasional
Bersama 24 Merah Putih Kecil



Tonton kisah ini, kemudian bagikan. Sampaikan pada Presiden. Berikan hak mereka untuk mengenyam pendidikan.

Bukan siapa yang ada disana. Tapi coba lihat, apa yang berubah setelah mereka mendapatkan sedikit harapan untuk sekolah. Meskipun sekolah nonformal.

Suatu saat, akan kuceritakan tentang mereka. Ku ceritakan pula mengapa hanya suaraku saja yang ada disana... 

, ,

Sisi Lain Pendidikan Anak Pulau


24 Merah Putih Kecil Pulau Tegal - Pesawaran Lampung



Tontonlah cerita ini, jangan lihat siapa sosok dibelakang anak-anak tersebut. Tapi lihat, senyum anak-anak tersebut, mata dan baca raut wajah mereka tentang sebuah mimpii.

Suatu saat akan aku ceritakan tentang mereka.

,

We Need Blood ! Didedikasikan Untuk Penderita THALLASEMIA

 
1.   Anakku Ingin Jadi Astronot
Kisah Dody Agustina, Ayahanda M.Fajr Tsaqif

Perjuangan Untuk Mendapatkan Sekantong Darah ( PRC 220 cc ).

Entah ini sesuatu yang rumit atau bukan bagi sebagian orangtua yang buah hatinya divonis menderita Thallasemia. Hari itu untuk kesekian kalinya, Fajr anak kedua buah cintaku, merengek pusing. Pembuluh darah di bawah matanya sudah mulai terlihat pucat. Aku segera meminta rujukan Puskesmas setempat untuk mempertahankan hidup anakku.

Esok harinya Pukul 08.00 WIB aku segera menuju Rumah Sakit Umum Abdoel Moelok dan menemui admin Unit Gawat Darurat untuk mendapatkan Berkas Baru Rawat Inap. Setelah itu mendatangi admin ruangan rawat inap untuk mendapatkan formulir klarifikasi menuju Ruang 5A dan 5B ( Ruang verifikasi Jamkesmas ).

Tidak menunggu lama, aku dan anakku masuk ruangan Thalasemia. Pendataan sekaligus ambil formulir sambil cek hemoglobin (Hb), kemudian pesan alat kesehatan ke apotek. Cek darah di Laboratorium dan melengkapi data pelayanan Jamkesmas. Setelah melewati serangkaian tahap itu baru bisa mengajukan permintaan darah ke Palang Merah Indonesia (PMI).

Belum selesai sampai disitu, jika darah tersedia aku bisa langsung membawa sekantong darah untuk anakku. Lain cerita jika stok darah dan pendonor tetap tidak ada. Maka, aku hanya bisa berharap ada seseorang yang dikirimkan Tuhan yang ikhlas memberikan darah segarnya untuk anakku.

Butuh waktu nyaris seharian untuk melewati serangkaian tahap-tahap itu. Bahkan bisa lebih jika stok di PMI tidak ada. Itulah yang selalu kami lakukan setiap bulan dan Insya Allah seumur hidup usia anak kami. Proses panjang yang kadang membuat kami lelah, dan sedih. Bukan karena fisik kami yang lemah, tapi lebih karena melihat buah hati kami mengerang sakit saat jarum berkali-kali masuk ke tubuh mereka.

Bisakah membayangkan perasaan kami?. Ketika anak kami sedang lemah dan membutuhkan darah segar. Tapi darah tidak juga kunjung datang. Apakah pantas bagi kami untuk meratapinya?. Tentu tidak. Kami hanya berhak berharap tentang darah itu. Darah segar sangat penting untuk mempertahankan hidup anak kami. Jika banyak orang beranggapan kami butuh uang sebagai belaskasihan. Sungguh, itu bukan yang utama. Kami butuh darah. Butuh sekali darah untuk kehidupan anak kami.

Pernah sekali waktu, sangat terharu ketika melihat Fajr tertawa sumbringah membawa sekantong darah didalam box. Fajr berlari kecil menuju ruangan tindakan. Hari itu, fajr sendiri yang memintaku untuk membawanya ke Rumah sakit tanpa ditemani Umminya. Adakah yang lebih membahagiakan dari ini ?.

Setiap orangtua penderita pastinya akan menutupi rasa haru saat itu. Bahkan selamanya. Bersikap tegar yang akan menguatkan buah hati kami. Menjadikan dia sebagai orang yang tidak berbeda dengan teman mereka yang normal lainnya. Sungguh ini bukanlah sebuah keluhan, tapi hiburan bagi mereka, anak-anak kami yang hidupnya mungkin dirasa berat.

Penyakit Thallasemia yang diderita anak Fajr adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan atau diwariskan. Mengurangi jumlah haemoglobin yang dapat dibentuk oleh tubuh, sehingga Ia menyebabkan anemia. Thalasemia bukanlah sebuah penyakit menular, sehingga memerlukan penanganan khusus dan ruangan yang khusus.Seorang penderita Thalasemia ( Thaler ) akan mengalami penurunan Hb setiap bulannya, sehingga memerlukan transfusi darah rutin setiap bulannya. Semakin dewasa dan bertambah berat badan, maka kebutuhan darah akan semakin banyak bahkan semakin dekat frekuensinya ( bisa dua minggu sekali ). Bisa anda bayangkan betapa repotnya bolak balik ke Rumah sakit.Sampai sekarang belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan kelainan itu. Walaupun banyak berbagai alternatif yg ditawarkan, namun transfusi menjadi pilihan yang tepat dan terbaik sementara ini. Selama ini, berbagai alternatif yg dijalani orang tua Thaler hanya meninggalkan anak dalam kondisi parah bahkan sangat parah.

Thaler dan ortunya terdiri dari berbagai status, kalangan dan kondisi ekonomi. Yg menyamakan mereka, adalah deritanya yang mengharuskan mereka tetap datang ke rumah sakit untuk transfusi demi mempertahankan hidupnya.

Tidak berlebihan jika Transfusi darah adalah upaya untuk mempertahankan hidupnya. karena logikanya, Hb Thaler akan terus menurun seiring waktu hingga mencapai nol. Jika nilai hb nol berarti tidak ada oksigen yang diikat darah untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Anda tentu tahu makna oksigen untuk tubuh. Seorang Thaler diharuskan Transfusi sebelum hb nya mencapai angka 8 ( normal pria 13-16 mg/dl, wanita 12-14 mg/dl). Ini dimaksudkan supaya kondisi tubuh tidak terlalu drop, transfusi darah juga tidak terlalu banyak yg pada akhirnya akan menyebabkan limpa bekerja berat karena harus mngolah sampah darah dan tubuh menjadi pucat legam karena bertumpuknya zat besi dalam tubuh.

Lalu apakah semua orang tua sanggup menjalani penatalaksanaan hidup anaknya dengan disiplin? Tentu jawabannya tidak semua sanggup. Disaat anak sudah tampak pucat, atau anak sudah mengeluh pusing ( sebagai tanda hb mulai drop). Ternyata tidak semua orang tua bisa segera ke rumah sakit. Mereka seringkali mengalami kesulitan untuk menyiapkan biaya transportasi, akmomodasi selama di rumah sakit, belum ditambah kerepotan harus membawa adiknya yg masih bayi, meninggalkan satu satunya mata pencahariannya dan segudang kerepotan lainnya. Inilah yg terkadang menjadi salah satu alasan mengapa Thaler terlambat transfusi. sehingga dampak akhirnya Limpa membengkak, tubuh menjadi pucat legam, bahkan ada yang pada akhirnya meninggal di Rumah sakit.

Pada intinya Setiap Thaler memiliki satu prinsip, yaitu " MEMPERTAHANKAN HIDUP SELAMA MUNGKIN ". Kematian seorang Thaler, bagi ortu adalah suatu kehilangan besar. bagaimana tidak, setiap hari setiap saat mereka harus memantau aktivitas anaknya, begitupun kondisi mentalnya yg lebih rapuh. Tapi Kematian adalah kepastian.
Kematian satu orang anaknya, sudah banyak, dua anaknya sudah banyak, bahkan semua anaknya pun banyak. Saya begitu terharu ketika saya hadir dalam prosesi pemakaman anak bungsu seorang pengurus teras POPTI Lampung, ia berkata. " Mas, akhirnya anaku semua meninggal setiap dua taun sekali". Tampak tegar di raut wajahnya.
Apakah saya, atau ortu yang lain bisa setegar dia. Wallohu'alam. Yang pasti kehidupan ini harus diperjuangkan untuk tetap berlangsung.

Kami bersama anak anak kami,memang tidak bisa terlepas dari kasih sayang orang lain. Tp kami tidak berharap untuk dikasihani. bahkan kami sangat sedih ketika orang lain menyinggung kami, menghina kami, mengasingkan anak anak kami di sekolah dan pergaulan sehari hari, karena tubuh mereka yang berbeda. Beberapa sekolah bahkan ada yg tidak memberi pengertian kepada mereka, karena mereka seringkali izin tidak sekolah harus transfusi di rumah sakit. Tidak sedikit dari mereka harus tinggal kelas, cuti sekolah bahkan terpaksa putus sekolah, saking tidak enaknya.

Sahabatku semua, kami tidak memerlukan semua itu. kami juga tidak memerlukan bantuan hanya karena belas kasihan. Kami hanya butuh kasih sayang yg lebih dari semua orang. ini semua semata mata untuk mempertahankan hidup anak anak kami. Kami menjalani semua ini, bukan sehari dua hari, bahkan sampai mereka dipanggil Allah Ta'ala, atau kami yang mendahului mereka.

Seorang Thaler rata rata memerlukan darah 3 kantong setiap bulannya. 3 kantong sama dengan 3 orang pendonor. Bulan berikutnya 3 orang pendonor baru. Bulan ketiga 3 orang pendonor baru lagi. Bulan keempat 3 orang pendonor pertama baru bisa donor kembali. jadi seorang Thaler memerlukan 9 orang pendonor tetap. Genap 10 orang. ( 1 orang menjadi cadangan bila yg lain ada halangan).

Jika sahabat berkenan menyayangi anak anak kami, sahabat bisa menghubungi POPTI ( Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia ), atau cabang YTI ( yayasan Thalasemia Indonesia ) di masing masing daerah.  Alhamdulillah di Lampung sudah ada Komunitas Darah Untuk Lampung, yg digawangi oleh mas
Yopie pangkey yang mengkoordinir 10 orang pendonor tetap untuk satu oarng Thaller.

Jika ada orang lain yang begitu ketergantungan dengan statusnya untuk mempertahankan gaya hidupnya, ketergantungan dengan narkoba untuk menjaga keberanbiannya, ketergantungan jabatannya untuk memelihara kemewahannya. Maka anak anak kami ketergantungan darah untuk sekadar menyambung hidup. Fajr membutuhkan itu, sebab anakku sama seperti anak-anak lainnya memiliki mimpi dan cita-cita. Mimpi yang ingin ku wujudkan bagaimanapun caranya. Mimpi menjadi Astronot. *

Takdir dan Ikhlas

Apa salahnya dengan takdir?

Seharusnya bukah hak ku menyalahkannya. Hari ini aku belajar banyak hal tentang arti sabar. Bertahun-tahun, berwaktu-waktu, bahkan setiap detik. Aku tak pernah belajar arti sabar dari buku-buku yang gemar kubaca. Sungguh, tidak ada teorinya. Sama sekali tidak ada.
Malam ini aku merasa sangat tertekan. Sangat takut, bahkan bingung dengan takdir yang ku tangisi malam ini. Menangisi yang entah karena sedih, takut atau terharu. Entah, rasanya aduk jadi satu.

Aku terlahir dari keluarga biasa, sangat biasa. Prestasiku biasa, pergaulanku biasa, hidupkupun biasa, Sungguh tidak ada yang istimewa. Lalu kenapa mereka mendatangiku. Memintaku menjadi sosok inspirasi. Berkali-kali menolak, berkali-kali dipaksa. Sungguh kurekomendasikan banyak nama. Kuceritakan dengan jelas tanpa ada yang tertinggal. Tidak ada. Lalu kenapa aku? Sungguh aku merasa bukan aku yang mestinya bahagia menerima hadiah istimewa ini.

Mereka menelponku lagi. Mengecek dengan seksama diriku di media sosial, diri orang-orang yang aku sebutkan juga, mereka. Orang-orang yang selalu kutakutkan. Sebab, sejak awal terlihat tidak menyukai kehadiranku. Berfikir suuzon tetntangku. Ah, kenapa pula Engkau beri apa yang tidak pernah ku minta. Astaghfirullah…

Kenapa aku jadi mengutuk DIA?! . Dia sang pemberi Takdir, sang Pencipta?? Ah?! Aku malu. Lalu aku harus apa? Berkali-kali. Berhari-hari. Tidurku terganggu, pikiranku berat. Aku tetap tak mau. Berkali kubilang tak mau.

Mengapa kau selalu beri aku apapun yang tak pernah ku minta?? Sungguh aku tak memintanya. Tidak mencarinya, tidak pula mengharapnya. Justru aku ingin mereka. Bukan aku. Aku hanya orang biasa, tidak ada yang istimewa.

Seorang sahabat terbaik datang padaku. Dia bilang, ini hadiah dari-Nya untukku. Katanya, hal ini akan menjelaskan secara benar kepada mereka yang selalu berfikir tak suka denganku, berburuk sangka dan tak bersahabat. Kerena sungguh mereka tidak faham.

Sungguh sudah ada yang mengatur, sudah ada. Bahkan jelas tertulis. Tapi bukankah masih ada pilihan? Yang semestinya tidak dipilih. Oh, Allahku. Sungguh aku bingung dengan takdirmu. Sekali lagi ku tanyakan, mengapa Takdir-Mu menuliskan sesuatu yang tidak pernah kuminta??
Aku lihat mereka, tambahlah menumpuk pasti rasa kesalnya. Sabar dala bentuk apa yang harus ku buat, sabar dalam ukuran yang seberapa? Ah!

Sahabatku diluar sana, siapapun kamu. Yang sedang berburuk sangka denganku. Sungguh tidak ada niatan sedikitpun Takdir ini justru menghadiahkannya untukku. Padahal manis, aku memintanya untuk kalian. Bukan aku.. Kumohon jangan berburuk sangka, jangan berburuk sangka..

Aku justru cinta kalian, semoga kalian dapat merenungkan semuanya. Smua yang pernah kalian lakukan padaku. Ini adalah untaian sabar, untian cintaku pada kalian.

Tuhan, jika memang hal ini takdir-Mu untukku, terimakasih. Sungguh ini hadiah terhebat untukku. Tapi jika hadiah ini menyakitkan oranglain, membuat Kau murka, menjadikanku hina dan semakin lupa, sudah. Gantilah dengan cara-Mu.

Sekarang aku ingin belajar ilmu ikhlas, Adakah ?????





Raffi...

Email dari Ibunda Raffi..

Lyra Famia rahma lyrafamiarahma@yahoo.com

15 Feb (3 hari yang lalu)

ke Victor, saya, velandapita, Aulia, Marsha, a91thea, adamrcamil, adhiene, adhepormes, anggunsh, Rizki, ayas.soehardjo, billa.tahier, Dersianti, faras, Farhanah, Jonathan, helenmysweet, hendramulyono, Natalia, Kiki, kharisma, natashatampubo., nurvita, philip
 
 
Assalamualaikum
Dear semua yang membaca email
Saya ibunda dari Rafi bayi yang tidak memiliki alat kelamin dan anus serta jari kaki hanya 9 hanya memohon dan memimnta doa ,berilah semangat dan ruang untuk rafi agar bisa diterima di tengah tengah kalian,meskipun dokter memberilan gambaran rafi akan tumbuh tanpa anus dan alat kelamin yang tidak sempurna tapi saya yakin anak saya RAFI akan saya didik menjadi manusia berguna dan sholeh serta menolong siapapun ,jangan menjadi orang yang antipati terhadap orang orang yang terpilih dan mempunyai kelebihan istimewa,saya banyak menerima email dari ibu ibu hebat yang anaknya sama mempunyai keistimewaan masing masing,dukunglah mereka support mereka ,berikan mereka ruang dan tempat sayangi mereka ,apa salah mereka .?SEHINGGA ADA YANG MENGANGGAP MEREKA GILA,TIDAK NORMAL,MENGGANGGU DLL apa kah mereka membuat malu masyarakat ? 
Saya hanya merasa tergugah dan mersa senasib seperti mereka Allhamdullilah saya menjadi orang yang selalu berbesar hati dan tidak pernah menyerah,saya sebagai anak normal yang tumbuh tanpa kekurangan apapun sd,smp,sma saya sering di bully entah apa kurang dan salah saya 
Stop memperlakukan kami dengan tidak wajar 
Kami adalah Ciptaan Allah juga yang sama ingin berjuang hidup,terima kasih untuk doa dan semuanya 
Salam sayang dari kami Rafi and MOm (help and save my baby Rafi)
 
 
=Rafi (8 Bulan) saat ini mengalami ketiadaan anus. Sudah tiga bulan menjadi dampingan Komunitas Berbagi Cinta . Silahkan Bantu :)

Apa artinya Cinta


Beberapa hari ini tergila-gila dengan syair lagunya Melly Goeslow.
Lagu ini entah kenapa buat sendu biru gitu yah.
Mungkin karena punya kisah tersendiri.

ah, lagu ini menceritakan tentang kita.
tentang aku dan kamu
tentang kisah cinta yang malu-malu
tentang perasaan yang berbeda saat bertatap
tentang persahabatan yang terbuai dan berubah menjadi cinta.

Benar. aku mencintaimu...

,

Please, Donate your BLOOD!



"Pernah Azam badannya panas, saya hanya bisa menangis. Terbayang-bayang ucapan dokter. Kalo anak saya hanya bisa bertahan hidup dibawah usia 12 tahun saja," 

Ruang Unit Thallasemia Rumah Sakit Umum Abdul Moelok Bandarlampung. Kamis, 23 Januari 2014.

Cuaca mendung. Gerimis berderai. Seorang bocah usianya baru 2 tahun 6 bulan. Laki-laki. Muhammad Azzam namanya. Kulitnya coklat, nyaris menghitam. Perutnya buncit, berbaring dibangsal. Tangan sebelah kanannya tertusuk jarum besar, dari selang mengalir darah segar A+. Itu darahku.

Azam terlihat biasa di transfusi. Mulutnya tidak henti berkicau. Bernyanyi-nyanyi mengikuti iklan di Televisi 21 Inci yang dipasang ditengah-tengah ruangan berkapasitas 10 bangsal itu. Ah, ajaib. Akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan adik Azam. Adik yang hari ini dialiri 250 cc darah segar milikku. Azam, Matanya besar, tawanya riang.

Azam menyambutku dengan senyum. Kemudian tertawa ketika kutawari dua gagang permen rasa coklat dan melon. Tertawa lagi. Merengek minta dibukakan permennya ke sang ibu, Yuni.

"Azam makannya banyak tante, jajannya juga banyak. Mulutnya cerewet, gak mau berhenti makan sama ngomong," ujar Yuni.

Ah, terlalu cepat menyimpulkan bahwa Azam sebenarnya tidak sakit. Benar. Azam terlihat biasa saja. Dalam posisi berbaring dia menikmati darah segar mengalir ditubuhnya. Baru sekitar 50 cc, Azam menggaruk wajahnya. "Gatel Ayah," ujar Azam sambil menggaruk perutnya.

"Itu biasa efeknya tante, kalo Azam tranfusi," terang wanita berusia 26 tahun itu.

Azam terus bernyanyi mengikuti iklan di Televisi. Azam cerdas. usianya baru 2,6 Tahun tapi hafal semua lagu dengan celoteh cedalnya. berteriak-teriak mengganggu kakak sesama penderita, Vrisillia yang sudah selesai Tranfusi disebelah bangsalnya. Lagi-lagi kami tertawa bersama.

Ah, Azam.

Begitu banyak orang yang enggan mengalirkan darahnya karena takut jarum suntik. Sepertinya kamu sudah terbiasa. Ketika sebagian orang, mengacuhkan saat mobil unit PMI berkeliling mencari darah untuk stok bagi kalian yang membutuhkan darah, kamu justru tetap tersenyum memberi harapan untuk sang bunda.

"Saya optimis Azam bisa bertahan hidup lebih lama tante, Saya takut punya anak lagi. Azamlah yang akan saya pertahankan hidupnya dengan maksimal mungkin. Kami hanya butuh pendonor tetap untuk para penderita Thallasemia. Hanya itu. Sekantung darah itu membawa kehidupan untuk anak kami, kehidupan untuk kami. Orangtua penderita Thallasemia,"


Ah, Azam. Terimakasih untuk pelajarannya hari ini. Pelajaran untuk selalu berbagi, berbagi lewat tetes darah...
 

Tika apa Kabar ?

Agustus 2013.

Pertama kali meninjau lokasi calon markas Rumah Baca Asmanadia bareng Silvana. Waktu itu, hari sudah mau sore, dianter kak Rasyid kami sampai di Yayasan Sepakat Karya Utama. TK Almunawaroh di Bumi Waras. Aku melompat girang. Rumah ini, Keren! dan Perosotan.... aku langsung teringat masa kecilku.

Gaklama liat-liat rumah, dua orang bocah datang. Dua-duanya berambut pendek.Indah 10 tahun dan Tika 8 Tahun. Dua anak yatim ini menenteng bungkusan. Isinya baju baru, sepatu baru, dan bando baru. Mereka menghampiriku yang asik duduk di ujung perosotan.

"Mereka anak yatim piatu yang diasuh umi," ujar kak Rasyid

Indah meletakkan kantong kreseknya didekatku duduk. Tika langsung berlari keatas perosotan. Naik dan srutttttttt Tika tertawa saat tubuhnya meluncur deras. Aku tari tubuhnya, kemudian kupangku.

"Nama kamu siapa?," ujarku
"Tika. Kak aku punya baju baru, tadi dari pasar," begitu jawabnya
"Oya, mana? lihat kakak," ujarku antusias

Dia membongkar tas kreseknya. direbut Indah, dipelototi. Tika Rambunya pendek, tubuhnya kecil dan kurus, matanya berbinar. Tasnya direbut lagi. Dia mengeluarkan baju berwarna merah, celana leging, sendal dengan hak 5 CM, dan bando berwarna merah.

"Aku pake, nanti aku jalan kayak pragawati ya kak," ujar Tika. Indah tertawa. Ikut-ikutan membongkar tasnya. memakai sepatu barunya.

Tika juga, rambutnya potongan bop dipakaikan bando, dengan rok merah dan baju batik sekolah yang belum diganti. dia berjalan mengikuti gaya pragawati ditivi. kemudian terpeleset jatuh. Kami tertawa.

.....

Itu kali pertama aku mengenal Tika. Sejak hari itu aku dekat sekali dengan Tika. Meneriakinya ketika aku masuk ke Rumah Baca, mengajaknya membaca buku serial upin-ipin berjudul berkebun, tertawa, dia memelukku jika ingin disuapi kue, menciumi pipiku saat aku pamit pulang. ah, Tika....

Anak Yatim Piatu tanpa keluarga.
Apa kabar kamu disana? Maaf, jika niat kami memperbaiki akhlakmu dan kakamu Indah gagal. Justru, karena kecerobohan kami. Kalian dibawa pergi. Meskipun aku tahu, kalian memang salah. kalian memang anak yang nakal.

Tapi, bagiku dunia anak-anak dunia yang sangat sederhana. Kita manusia yang mengaku dewaslah yang membuatnya rumit. Menanggapi kelakuan anak-anak dengan keras. Memisahkan mereka dengan teman-teman yang sudah menemaninya bermain selama bertahun-tahun.

Tika, aku merasa bersalah. Hingga ingin rasanya melepaskan semua yang sudah diperjuangkan bersama di awal. menganggap bahwa 2 aset besar tiket ke surga justru dilepaskan sia-sia. Tika, maafkan kami...


Untukmu, Wanita Sholehah...



Izinkan.. Aku ingin selalu cantik dimatamu,
menjadi Ibu yang baik untuk anak-anakmu,
Ridha atas mu
Izinkan aku merasakan menjadi wanita sempurna,
Wanita yang menyenangkan untukmu..
Untukmu, yang Allah tetapkan untukku..
Tak sabar menanti pinanganmu, menghadirkan janji masa depan yang lebih baik..
Tak sabar..
Ya Allah, berikan hamba jodoh yang terbaik...

{فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ }
“…….Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…..” (QS. An-Nisa:34)

Wahai Para Wanita Shalihah,

Predikat Wanita Shalihah adalah idaman setiap insan, Wanita Shalihah adalah predikat yang tidak ada duanya dan diatas segala-galanya. Wanita Shalihah merupakan sebaik-baik perhiasan, dan harta yang paling berharga. Rasulullah  bersabda :

(( الدُّنْيَا مَتَاعٌ,  وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ))
”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR Muslim).
Perhiasan senantiasa identik dengan makna keindahan. Wanita shalihah senantiasa dikiaskan dengan keindahan karena mereka dapat menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya. Wanita yang senantiasa keindahan digambarkan oleh Alloh Ta`ala di dalam al-Qur’an,

{وَحُورٌ عِينٌ, كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ}
“Dan (di dalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik”. (QS. Al-Waqi’ah:22-23)

Takdir tak pernah menuliskan engkau untukku.

Takdir  tak pernah menuliskan engkau untukku.

Aku mesih berdiri disini
Disebuah tempat dimana kita pernah dipertemukan
Aku mesih tetap memberikan senyum yang sama
Namun akan terasa berbeda dari yang pernah kau rasakan
Kita memang pernah dipertemukan
 Dimana takdir kemudian memperkenalkan rasa cinta
Aku masih tetap disini
Menatapmu lamat-lamat yang kemudian pergi
Ternyata benar,
Ternyata takdir  tak pernah menuliskan engkau untukku.

15 November 2012


Syukur..

Tubuh itu berjalan terseok-seok
Setengah berlari penuh takut
Jelas, makhluk buruk mengikuti langkahnya yang semakin berat
Lelah. Namun tak boleh menyerah

Kali ini tubuhnya mulai linglung
Setapak setapak melangkah kemudian sesekali tersandung
Dihiburnya sang hati dengan kisahnya yang lalu
Pernah berjalan dalam riang bahkan berlari dengan kencang

Dia tau, bahwa nafasnya mulai tersengal
Mengarungi drama yang dirahasiakan akhirnya
Dia tau, telapak kakinya mulai terluka
Berjalan selalu dengan peta kehidupan yang sulit diraba
Dia tau, air yang mengalir dikelopak matanya
Telah mampu menghilangkan dahaganya
Tapi,  kini dia hampir menyerah
Kemudian teringat satu hal yang belum diketahuinya
Dia belum tau seperti apa Nikmatnya bersyukur
karena udara masih terus bersahabat dengannya..

Natar, 25 juli 2011 pukul 10.27 Pm

Apa Kabar Skripsi ?

Apa kabar skripsi ?

Setelah hampir tujuhbulan aku tinggalkan. Selama hampir tujuhbulan tidak pernah lagi terjamah. Waktu yang lama, waktu yang tidak seharusnya tercatat sebagai proses sia-sia yang sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Proses yang membuatku merasa kalap, takut dan yaa Tuhan, aku nyaris putus asa.

Malam ini jiwaku tersayat. Nyaris lelah dan payah. Saat semua orang sudah bahagia dengan statusnya menyandang gelar sarjana. Aku justru kalah. Tuhan, beri aku sedikit kekuatan untuk bertahan. Beri aku kekuatan untuk berjuang. Demi bahagia mereka… lelaki dan wanita yang sudah payah menantikan kebanggaan ini…